Jumat, 21 November 2025

Kelima, modernisasi pertanian dilakukan secara masif.

Pemanfaatan teknologi dan mekanisasi melalui penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok tani terbukti meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Modernisasi ini mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual sekaligus mempercepat proses produksi.

Lebih jauh lagi, pendekatan berbasis data dan teknologi digital mulai diterapkan dalam perencanaan tanam, pemantauan kondisi tanah, hingga distribusi pupuk dan benih, sehingga keputusan produksi menjadi lebih presisi dan adaptif terhadap perubahan iklim.

Keenam, kolaborasi erat dengan petani dan organisasi tani menjadi kunci keberhasilan lain. Pemerintah menggandeng kelompok-kelompok seperti Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dan Serikat Petani Indonesia (SPI) untuk memastikan kebijakan pertanian tepat sasaran.

Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperkuat kepercayaan petani terhadap pemerintah.

Pendekatan partisipatif ini menjadikan petani bukan sekadar objek kebijakan, melainkan subjek utama pembangunan pertanian nasional.

Enam langkah tersebut menunjukkan bahwa swasembada beras tidak lahir dari kebetulan, melainkan hasil strategi terukur, kebijakan yang berpihak pada petani, serta konsistensi dalam pelaksanaannya. Keberhasilan ini menjadi tonggak penting menuju kemandirian pangan secara menyeluruh.

Kini, Indonesia tidak hanya berhasil memenuhi kebutuhan berasnya sendiri, tetapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa kedaulatan pangan bukanlah mimpi yang mustahil.

Komentar

Terpopuler