Kamis, 20 November 2025

Akselerasi...

Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menjadikan tahun 2025 sebagai momentum akselerasi. Lima proyek utama pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) digarap serentak, dengan total tambahan kapasitas 260 MW, investasi miliaran dolar, dan target operasi dalam lima tahun ke depan.

Kelima proyek itu tersebar di berbagai daerah vulkanik, yakni PLTP Patuha Unit 2, Bandung, Jawa Barat, berkapasitas 55 MW dengan nilai investasi 211 juta dolar AS, dan target operasional pada Juni 2027.

Kemudian, PLTP Salak Unit 7, Jawa Barat, berkapasitas 40 MW, senilai 153 juta dolar AS, beroperasi Desember 2026. PLTP Wayang Windu Unit 3, Bandung berkapasitas 30 MW, senilai 120 juta dolar AS, beroperasi Desember 2026.

PLTP Muaralaboh Unit 2, Solok Selatan, Sumatera Barat, berkapasitas 80 MW, senilai 417 juta dolar AS, beroperasi April 2027. Dan, PLTP Ulubelu Gunung Tiga, Tanggamus, Lampung, berkapasitas 55 MW, senilai 36 juta, beroperasi Desember 2029.

Semua proyek ini menjadi bagian dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, yang menargetkan kapasitas PLTP nasional mencapai 5,2 gigawatt (GW).

Ini bukan sekadar proyek teknik, tapi cerita tentang komitmen bangsa untuk masa depan yang lebih hijau.

Untuk mewujudkan percepatan pemanfaatan energi terbarukan, bukan hanya pembangunan fisik yang penting, tetapi juga reformasi regulasi.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut pemerintah telah memangkas berbagai tahapan birokrasi yang selama ini memperlambat investasi panas bumi. Lewat platform digital Genesis yang diluncurkan pada 2024, proses lelang wilayah kerja panas bumi (WKP) kini dilakukan secara daring, transparan, dan cepat.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler