Rabu, 19 November 2025

Murianews, Blora – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora terus berusaha untuk mempromosikan potensi daerah dan konsep pembangunan ekonomi kawasan melalui berbagai skema investasi. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) tentang Pengembangan Daya Saing Daerah pada Selasa (25/6/2024).

FGD ini dilaksanakan di ruang pertemuan Setda Kabupaten Blora, dengan mengundang tim ahli perekonomian dari Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Republik Indonesia dan berbagai stakeholder terkait.

Berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Kabupaten Blora juga turut diundang, termasuk Perhutani, Pertamina, PEM Akamigas, PPSDM Migas, unsur perguruan tinggi, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis.

Dalam sambutan, Bupati Blora H Arief Rohman menyampaikan pentingnya penyelenggaraan FGD ini sebagai tindak lanjut dari diskusi sebelumnya dengan Kemenko Perekonomian yang diadakan di Semarang dan Jakarta.

”Seiring dengan pembangunan infrastruktur yang terus berlanjut, investasi juga harus ditata dan dimatangkan peluang pengembangannya. Terima kasih kepada Kemenko Perekonomian, Unnes, serta Unair yang intens mendampingi kami,” ujar Bupati.

Pada kesempatan ini, Bupati juga memaparkan beberapa konsep pengembangan daya saing daerah untuk membuka peluang investasi. Salah satu konsep yang ditawarkan adalah pembangunan kawasan Cepu Raya sebagai Kota Vokasi, yang pernah digagas oleh Menteri Sekretaris Negara. Menurutnya, Cepu Raya dapat menjadi pusat ekonomi baru di antara kawasan Metropolitan Semarang dan Metropolitan Surabaya.

”Cepu memiliki banyak potensi seperti migas, pertanian, kehutanan, pendidikan vokasi, hingga energi terbarukan. Fasilitas perhubungan di Cepu juga cukup lengkap, seperti Stasiun Besar, Terminal Tipe A, hingga Bandara,” jelas Bupati.

Selain konsep pembangunan kawasan Cepu Raya, Kabupaten Blora juga berpeluang mengembangkan pertanian dan peternakan terintegrasi, pembangunan energi terbarukan, serta pengelolaan perhutanan sosial berbasis pangan lokal.

”Mengingat hampir separuh wilayah Blora adalah hutan, kami sangat berharap Perhutani bisa memberikan kontribusi,” tambahnya.

Di sektor migas, Blora memiliki sumur gas di Blok CPP Gundih yang dapat menjadi alternatif bahan bakar industri. Bupati juga menyampaikan rencana untuk bertemu dengan Dirjen Migas guna membahas Dana Bagi Hasil (DBH) Migas, dengan harapan agar DBH bisa meningkat lagi.

Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kemenko Perekonomian Ichsan Zulkarnaen menyambut baik konsep pembangunan ekonomi yang disampaikan oleh Bupati.

”Kami dari Kementerian siap memberikan pendampingan dan penyusunan programnya,” ujarnya.

Gunawan Tjokro, MBA, menyampaikan ide tentang pembangunan perkebunan kacang tanah di sela tegakan jati, yang menurutnya akan bagus untuk dilaksanakan di Blora dan dapat mendukung sektor peternakan.

”Saat ini kebanyakan perhutanan sosial hanya menanam jagung. Harus coba ditambah dengan varian tanaman lain seperti kacang tanah yang mempunyai prospek bagus dan dapat dilakukan oleh para petani,” jelas Gunawan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Perhutani Divre Jawa Tengah, Ratmanto Tri M menjelaskan, Perhutani sudah menerapkan pola tanam jati yang memungkinkan penanaman tanaman sela.

”Jarak tanamnya 8x3 meter, sehingga tahun pertama hingga tahun kelima dapat ditanami di antara tegakannya,” kata Ratmanto.

Ratmanto juga menyampaikan peluang investasi dalam industri pengolahan kayu jati dari Perhutani.

Editor: Cholis Anwar

 

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler