Rabu, 19 November 2025

Murianews, Blora – Debit air Waduk Tempuran, Kabupaten Blora, Jawa Tengah menyusut di musim kemarau ini. Kondisi itu menjadi berkah bagi para pemancing.

Namun di sisi lain, menyusutnya debit air waduk membuat para petani tak bisa mendapatkan aliran air. Selain itu, air waduk tak bisa dimanfaatkan untuk air baku PDAM.

Pemantau Waduk Tempuran Puji Setiyono mengatakan, kondisi waduk saat ini sangat memprihatinkan. Bahkan, ketinggiannya tidak sampai satu meter.

’’Tingginya air hanya 0,94 meter. Gak ada satu meter. Elevasi 113,54,’’ ucap pegawai BBWS Pemali Juwana itu, Selasa(1/10/2024).

Puji mengatakan, normalnya ketinggian air bisa mencapai 7,9 meter. Sementara elevasinya di angka 122,5 dengan volume 120.700 meter kubik.

Dengan kondisi itu, pihaknya pun tak bisa membuka pintu utama. Air waduk dipertahankan guna menjaga tubuh bendung.

’’Jadi sudah tidak dialirkan ke warga dan petani,’’ imbuhnya.

Air waduk juga sudah tidak dipakai untuk air baku PDAM Blora sejak volume air menipis. Artinya kondisi waduk benar-benar kritis meski sempat hujan beberapa kali.

’’Tapi saat ini masyarakat panen ikan. Ya kalau nelayan ikan sini kami gak terlalu saklek aturan. Jadi bebas,’’ imbuhnya.

Menurutnya para nelayan dari warga sekitar itu diwadahi dalam satu paguyupan. Saat kondisi waduk kritis dan air menipis, mereka langsung terjun ke waduk mencari ikan. Ada yang memakai jaring hingga pancing.

’’Prediksi kami baru mulai hujan di akhir Oktober sampai November. Jadi fungsi waduk akan kembali normal. Petani bisa tanam padi lagi di Desember sampai Januari,’’ katanya.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler