Saat ini SDN 1 Turirejo masih bertatus sekolah adiwiyata tingkat provinsi. Ia pun mendorong agar SDN 1 Turirejo naik kelas menjadi sekolah adiwiyata tingkat nasional.
’’Selain itu kita akan terus upayakan menambah jumlah sekolah adiwiyata demi pendidikan dan keberlangsungan lingkungan hidup yg lebih baik. Bahkan hal ini harus disebarluaskan agar semakin banyak generasi muda yang peduli terhadap kondisi lingkungan,’’ jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas dan Penanganan Pengaduan Lingkungan Hidup (PKPPLH) DLH Blora, Muhamad Muniri mengatakan, saat ini sebanyak 254 sekolah di Blora berstatus sekolah adiwiyata dari total 773 sekolah.
Dari jumlah itu, 226 sekolah adiwiyata tingkat kabupaten, 22 sekolah adiwiyata tingkat provinsi dan 5 sekolah adiwiyata tingkat nasional, satu lainnya, berstatus adiwiyata mandiri.
Ia menjelaskan pendidikan lingkungan hidup salah satunya dilaksanakan melalui Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah.
Dengan gerakan itu, warga sekolah dapat menjalankan perilaku ramah lingkungan hidup dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup sekolah, lingkungan sekitar sekolah dan Kabupaten Blora.
’’Jadi, kegiatan ini adalah cara kita untuk memperjuangkan hak kita sendiri dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat,’’ pungkasnya.
Murianews, Blora – DPRD Blora mendorong agar jumlah sekolah adiwiyata di Kabupaten Blora, Jawa Tengah ditingkatkan. Itu diungkapkan Ketua Bapemperda DPRD Blora Mochamad Muchlisin.
Saat mengunjungi SDN 1 Turirejo, Jepon bersama DLH Blora, Rabu (23/10/2024) ia menekankan pentingnya pembinaan gerakan peduli lingkungan di sekolah.
’’Pembinaan di sekolah sangat penting karena dapat mendidik para siswa untuk memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup,’’ jelasnya saat ditemui, Kamis (24/10/2024).
Cak Sin sapaan akrab Mochamad Muchlisi menilai, pendidikan dini untuk anak terkait pengenalan lingkungan hidup melalui Gerakan Berbudi dan Berbudaya sangat penting dilakukan.
Menurut Cak Sin, pembiasaan itu penting dilakukan guna menumbuhkan kesadaran terhadap menjaga lingkungan bagi siswa.
’’Budi Pekerti yang mulai luntur seiring majunya teknologi harus di barengi dengan pendidikan karakter, budi pekerti serta budaya agar anak anak kita selalu mengerti dan memahami serta dapat menerapkan itu di lingkungan masing masing, salah satunya dengan mencintai lingkungan,’’ ucapnya.
Politisi PKB itu menjelaskan, sejumlah sekolah di Blora telah berstatus sekolah adiwiyata, salah satunya SDN 1 Turirejo. Sekolah itu telah menerapkan program-program terkait lingkungan.
Saat ini SDN 1 Turirejo masih bertatus sekolah adiwiyata tingkat provinsi. Ia pun mendorong agar SDN 1 Turirejo naik kelas menjadi sekolah adiwiyata tingkat nasional.
’’Selain itu kita akan terus upayakan menambah jumlah sekolah adiwiyata demi pendidikan dan keberlangsungan lingkungan hidup yg lebih baik. Bahkan hal ini harus disebarluaskan agar semakin banyak generasi muda yang peduli terhadap kondisi lingkungan,’’ jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas dan Penanganan Pengaduan Lingkungan Hidup (PKPPLH) DLH Blora, Muhamad Muniri mengatakan, saat ini sebanyak 254 sekolah di Blora berstatus sekolah adiwiyata dari total 773 sekolah.
Dari jumlah itu, 226 sekolah adiwiyata tingkat kabupaten, 22 sekolah adiwiyata tingkat provinsi dan 5 sekolah adiwiyata tingkat nasional, satu lainnya, berstatus adiwiyata mandiri.
Ia menjelaskan pendidikan lingkungan hidup salah satunya dilaksanakan melalui Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah.
Dengan gerakan itu, warga sekolah dapat menjalankan perilaku ramah lingkungan hidup dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup sekolah, lingkungan sekitar sekolah dan Kabupaten Blora.
’’Jadi, kegiatan ini adalah cara kita untuk memperjuangkan hak kita sendiri dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat,’’ pungkasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi