Saat ini, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan DP4 Blora untuk mengetahui perkembangan kasus PMK. Selain itu, dia juga akan memantau pasar hewan selama penutupan pasar ini.
Tepisah, Kepala DP4 Kabupaten Blora Ngaliman mengatakan bahwa di wilayah Blora terdapat 360 sapi positif PMK.
”Data sapi yang terkena PMK ada sekitar 360 ekor. Dan itu tersebar di 15 kecamatan di Kabupaten Blora. Kita sudah siap siaga,” ungkapnya.
Murianews, Blora – Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) Blora menutup dua pasar hewan, yakni Pasar Pon dan Pasar Pahing. Penutupan dilakukan gegara Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai merebak.
Kepala Bidang Pasar Dindagkop UKM Blora, Margo Yuwono menjelaskan, penutupan pasar Pon tersebut berdasarkan temuan hewan ternak yang bergejala PMK pada 6 Januari lalu.
”Atas temuan itu, DP4 menyarankan kepada kami untuk menutup pasar sampai ada penurunan wabah,” kata Margo, Senin (13/1/2025).
Penutupan ini, lanjutnya, langsung dilakukan di hari itu juga dan akan berlangsung hingga 20 Januari mendatang.
Selama penutupan berlangsung, pihaknya juga melakukan pemantauan untuk mengetahui perkembangan PMK.
”Kemarin kalau dari surat (DP4) memberikan waktu batas 14 hari dulu, terhitung dari kami menutup 6 Januari," ucap Margo.
Selain Pasar Pon, pihak Dindagkop UKM Blora juga menutup pasar hewan Pahing yang berada di wilayah Kecamatan Randublatung, Blora.
Margo menegaskan, yang ditutup adalah perdagangan untuk sapi, sementara pedagang lain masih bisa berjualan di pasar tersebut.
360 Sapi di Blora Positif PMK...
Saat ini, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan DP4 Blora untuk mengetahui perkembangan kasus PMK. Selain itu, dia juga akan memantau pasar hewan selama penutupan pasar ini.
Tepisah, Kepala DP4 Kabupaten Blora Ngaliman mengatakan bahwa di wilayah Blora terdapat 360 sapi positif PMK.
”Data sapi yang terkena PMK ada sekitar 360 ekor. Dan itu tersebar di 15 kecamatan di Kabupaten Blora. Kita sudah siap siaga,” ungkapnya.
Editor: Supriyadi