Garis polisi dan garis penyelamatan telah dipasang di sekitar lokasi guna mencegah warga tidak mendekati lokasi semburan.
”Lokasi ini rawan kebakaran, kalau terkena percikan api bisa berbahaya. Sebelumnya pernah terjadi kebakaran akibat hal serupa, jadi kami harus ekstra hati-hati,” jelasnya.
Sebagai langkah pencegahan, petugas di lokasi juga melarang masyarakat membawa korek api atau menyalakan rokok di sekitar area semburan.
Sumur Caluk-01 telah ditutup tahun 2017 dan masuk ke dalam area pengelolaan oleh KVELL Blora Energi melalui mekanisme kerja sama operasi sejak tahun 2023.
Sedangkan aliran pada sumur Kedinding-02 saat ini sedang dalam tahap penanganan dan kondisi aliran dalam intensitas kecil.
Murianews, Blora – Sebuah fenomena alam yang cukup menghebohkan terjadi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah pada Kamis (13/2/2025).
Sebuah sumur minyak tua yang berada di tengah hutan, tiba-tiba menyemburkan lumpur bercampur minyak mentah atau yang biasa disebut lantung.
Lokasi sumur minyak tua ini berada di Dukuh Kedinding, Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban.
Terkait fenomena yang viral ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora, langsung turun ke lokasi guna memantau dampak lingkungan akibat kejadian tersebut.
”Kami melihat kondisi air di hulu masih baik, meski ada lapisan minyak yang harus ditangani. Untungnya, sudah dipasang oil boom untuk mencegah minyak menyebar ke sungai,” kata Kepala DLH Kabupaten Blora Istadi Rusmanto, Jumat (14/2/2025).
Ia berharap, fenomena ini bisa segera ditangani dengan baik. Menurutnya, pola semburan ini mengikuti tekanan alami di dalam tanah, sehingga jika satu titik semburan mereda, bisa muncul di lokasi lain.
Camat Kedungtuban Rajiman yang juga berada di lokasi tersebut mengungkapkan, fenomena semburan ini menarik perhatian warga setempat dan ingin melihatnya dari dekat.
Untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul akibat semburan minyak, pihak berwenang telah mengambil langkah pengamanan.
Lokasi Semburan Rawan Kebakaran...
Garis polisi dan garis penyelamatan telah dipasang di sekitar lokasi guna mencegah warga tidak mendekati lokasi semburan.
Ia menegaskan, semburan yang mengandung minyak mentah atau lantung ini memiliki risiko tinggi terhadap kebakaran.
”Lokasi ini rawan kebakaran, kalau terkena percikan api bisa berbahaya. Sebelumnya pernah terjadi kebakaran akibat hal serupa, jadi kami harus ekstra hati-hati,” jelasnya.
Sebagai langkah pencegahan, petugas di lokasi juga melarang masyarakat membawa korek api atau menyalakan rokok di sekitar area semburan.
Semburan serupa pernah terjadi di Blora pada tahun 2004. Saat itu, semburan muncul di kawasan yang berjarak sekitar 3-4 kilometer dari permukiman warga.
Sementara itu, KSO KVELL Blora Energi juga sudah menangani aliran fluida imbas semburan yang muncul di Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban itu. Aliran ini muncul di dekat sumur Caluk-01 yang berjarak sekitar 20 meter dan telah dapat diatasi.
Sumur Caluk-01 telah ditutup tahun 2017 dan masuk ke dalam area pengelolaan oleh KVELL Blora Energi melalui mekanisme kerja sama operasi sejak tahun 2023.
Sedangkan aliran pada sumur Kedinding-02 saat ini sedang dalam tahap penanganan dan kondisi aliran dalam intensitas kecil.
Mencegah Aliran Fluida Masuk ke Sungai...
Untuk keselamatan bersama, KSO KVELL Blora Energi juga sudah melakukan pengukuran gas pada area kejadian dan hasilnya tidak terdapat gas H2S atau 0 ppm.
Selain itu, juga dilakukan penanggulangan dengan pembuatan jalur manual menuju penampungan untuk mencegah aliran fluida masuk ke sungai.
”Kami melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk penanganan aliran ini. Semua berfokus pada penanganan bersama,” jelas General Manager KSO KVELL Blora Energi Dedi Rinaldi.