Sementara itu, Kapolsek Ngawen, AKP Lilik Eko Sukaryono, mengungkapkan peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat malam sekitar pukul 19.30 WIB. Kejadian bermula saat SKP, anak korban, berlari ke jalan raya sambil melambaikan tangan dan berteriak histeris meminta tolong.
Tak lama kemudian, ibu korban, Maspupah (40), juga keluar rumah untuk mencari bantuan. Mendengar teriakan tersebut, warga setempat, yakni Musafak (56), Isnadi (47), dan Ali Sholeh (38), segera menuju rumah korban.
Mereka menemukan Muslikin tergeletak di teras rumah dengan mulut berbusa dan tidak sadarkan diri. Para saksi mencoba memberikan pertolongan dengan memijat tubuh korban menggunakan minyak kampak, namun tidak ada respons.
"Saat para saksi mencoba membantu dengan memijatnya, Muslikin tidak menunjukkan reaksi apa pun. Keadaannya sudah sangat lemah," jelas AKP Lilik Eko.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Muslikin dinyatakan meninggal dunia. Sementara itu, anaknya, SKP, yang semula tampak baik-baik saja, tiba-tiba jatuh lemas dan tak berdaya.
Maspupah segera meminta bantuan untuk memberikan air minum kepada anaknya dari botol air mineral yang ada di rumah. Namun, setelah SKP meminum air tersebut, kondisinya semakin memburuk.
Warga yang melihat kejadian itu segera membawa SKP ke Puskesmas Rowobungkul. Sayangnya, nyawa bocah malang tersebut tidak dapat diselamatkan.
Murianews, Blora – Polres Blora berhasil mengungkap kasus kematian tragis yang menimpa Muslikin (45) dan anaknya SKP (9) di Dusun Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora pada Jumat malam (21/02/2025). Bapak dan anak ini diduga diracun menggunakan racun gulma yang dicampurkan ke dalam air minum mereka.
Kasus bapak dan anak diracun di Blora ini sempat menggegerkan warga setempat karena awalnya kematian korban diduga murni akibat keracunan. Namun, setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, kepolisian menemukan indikasi kuat bahwa kematian mereka bukan kecelakaan, melainkan tindakan pembunuhan berencana.
Kapolres Blora, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wawan Andi Susanto, dalam konferensi pers di halaman Mapolres Blora pada Kamis (27/02/2025), mengonfirmasi pihaknya telah berhasil menangkap terduga pelaku kasus ini.
Terduga pelaku ternyata masih memiliki hubungan keluarga dengan para korban. Pelaku diamankan di Bandara Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada Selasa (25/02/2025) sekitar pukul 08.00 WITA.
"Alhamdulillah, pelaku kasus pembunuhan di wilayah Kecamatan Ngawen dapat kami ungkap. Kami dari Satreskrim Polres Blora berkolaborasi dengan Ditreskrim Polda Kalimantan Timur dan pihak Bandara Samarinda untuk mengamankan pelaku di Kota Samarinda," ujar AKBP Wawan.
Para petugas Polres Blora saat ini masih dalam perjalanan membawa pelaku ke Blora untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut. AKBP Wawan juga menyebutkan bahwa pihaknya masih mendalami motif pelaku dalam kasus bapak dan anak diracun ini.
"Motif akan kami sampaikan setelah pelaku tiba di Blora dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," tambahnya.
Kronologi kejadian...
Sementara itu, Kapolsek Ngawen, AKP Lilik Eko Sukaryono, mengungkapkan peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat malam sekitar pukul 19.30 WIB. Kejadian bermula saat SKP, anak korban, berlari ke jalan raya sambil melambaikan tangan dan berteriak histeris meminta tolong.
Tak lama kemudian, ibu korban, Maspupah (40), juga keluar rumah untuk mencari bantuan. Mendengar teriakan tersebut, warga setempat, yakni Musafak (56), Isnadi (47), dan Ali Sholeh (38), segera menuju rumah korban.
Mereka menemukan Muslikin tergeletak di teras rumah dengan mulut berbusa dan tidak sadarkan diri. Para saksi mencoba memberikan pertolongan dengan memijat tubuh korban menggunakan minyak kampak, namun tidak ada respons.
"Saat para saksi mencoba membantu dengan memijatnya, Muslikin tidak menunjukkan reaksi apa pun. Keadaannya sudah sangat lemah," jelas AKP Lilik Eko.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Muslikin dinyatakan meninggal dunia. Sementara itu, anaknya, SKP, yang semula tampak baik-baik saja, tiba-tiba jatuh lemas dan tak berdaya.
Maspupah segera meminta bantuan untuk memberikan air minum kepada anaknya dari botol air mineral yang ada di rumah. Namun, setelah SKP meminum air tersebut, kondisinya semakin memburuk.
Warga yang melihat kejadian itu segera membawa SKP ke Puskesmas Rowobungkul. Sayangnya, nyawa bocah malang tersebut tidak dapat diselamatkan.
Ibu Korban...
Ibu korban dan seorang saksi yang mencoba sedikit air dari botol mineral tersebut langsung menyemburkannya karena rasanya sangat pahit. Mereka kemudian mengalami lemas dan segera dilarikan ke Puskesmas Rowobungkul untuk mendapatkan pertolongan medis.
Dari sinilah kemudian muncul dugaan bapak dan anak tersebut mengalami keracunan dari air yang diminum. Namun saat itu belum ada dugaan adanya kesengajaan atau diracun.
"Kami akan terus melakukan penyelidikan terkait sumber keracunan ini dengan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi dan mengamankan barang bukti yang ada," ujar AKP Lilik Eko.
Polres Blora memastikan kasus ini akan diusut tuntas, termasuk mengungkap motif di balik tindakan keji pelaku. Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan mempercayakan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwenang.
Editor: Budi Santoso