Sementara, kebutuhan konsumsi masyarakat Blora hanya 73 ribu ton setiap tahunnya. Artinya hanya sekitar 24 persen yang dikonsumsi dan surplus sekitar 76 persen untuk kebutuhan nasional.
Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora Ngaliman mengatakan, jumlah itu menempatkan Kota Mustika di posisi enam besar hasil produksi padi di Jawa Tengah.
Terkait penyerapan gabah petani, Ngaliman mengatakan Bulog Blora telah menjalankannya. Bahkan, Bulog Blora menjadi yang terbanyak kedua di eks Keresidenan Pati. Selebihnya diserap pelaku usaha tani swasta.
Di kesempatan itu, ia mengungkapkan, Blora tak hanya menjadi lumbuh beras saja. Produksi jagung di Blora juga menjadi salah satu tumpuan kebutuhan nasional.
Murianews, Blora – Kabupaten Blora, Jawa Tengah mengalami produksi beras tinggi pada musim panen kali ini. Angka produksinya mencapai 639 ribu ton padi atau 310 ribu ton bisa dikonversi menjadi beras.
Sementara, kebutuhan konsumsi masyarakat Blora hanya 73 ribu ton setiap tahunnya. Artinya hanya sekitar 24 persen yang dikonsumsi dan surplus sekitar 76 persen untuk kebutuhan nasional.
Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora Ngaliman mengatakan, jumlah itu menempatkan Kota Mustika di posisi enam besar hasil produksi padi di Jawa Tengah.
”Ini menjadi tanda Blora telah menyumbangkan berasnya untuk ketahanan pangan nasional,” ungkap Ngaliman.
Terkait penyerapan gabah petani, Ngaliman mengatakan Bulog Blora telah menjalankannya. Bahkan, Bulog Blora menjadi yang terbanyak kedua di eks Keresidenan Pati. Selebihnya diserap pelaku usaha tani swasta.
Di kesempatan itu, ia mengungkapkan, Blora tak hanya menjadi lumbuh beras saja. Produksi jagung di Blora juga menjadi salah satu tumpuan kebutuhan nasional.
”Produksinya mencapai 430 ribu ton , terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Grobogan. Ini potensi yang luar biasa. Semoga kedepannya petani Blora bisa lebih sejahtera dengan kepastian harga yang diberikan Pemerintah Pusat,” tambah Ngaliman.
Ketahanan Pangan
Sementara itu, Bupati Blora Arief Rohman mengatakan, hasil panen tersebut menandakan Blora sudah swasembada beras. Produksinya pun bisa disalurkan untuk ketahanan pangan nasional.
”Kebijakan Pak Presiden yang mempermudah pupuk dan menambah bantuan alsintan terus dilakukan, diprioritaskan. Termasuk penetapan HPP Gabah 6500 sangat membantu petani kita. Optimis kedepannya Blora semakin kokoh menjadi lumbung pangan nasional. Tinggal mengambangkan inovasinya,” jelas Bupati Arief.
Pihaknya berharap MT kedua yang baru saja melewati musim tanam bisa menghasilkan panen bagus. Apalagi target tanam MT 2 yang ditetapkan Kementerian Pertanian untuk Blora seluas 20 ribu Ha bisa terlampaui mencapai 25.475 Ha.
Editor: Zulkifli Fahmi