Balai Ternak ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak kecil melalui pendekatan pembibitan dan penggemukan ternak yang terintegrasi dengan pemberdayaan masyarakat.
Ketua Baznas RI Noor Achmad menyampaikan, Program Balai Ternak merupakan bagian dari strategi dalam memberdayakan ekonomi mustahik melalui pengelolaan ternak secara komunal.
Ia menjelaskan, Balai Ternak ini mengadopsi sistem pemeliharaan komunal, di mana ternak dipelihara secara bersama-sama dalam satu kawasan.
Pendekatan ini memungkinkan efisiensi dalam manajemen pakan dan kesehatan ternak, serta memfasilitasi pendampingan yang lebih intensif bagi peternak.
Murianews, Blora – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI meluncurkan program Balai Ternak ke-47 di Desa Temulus, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (15/5/2025).
Balai Ternak ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak kecil melalui pendekatan pembibitan dan penggemukan ternak yang terintegrasi dengan pemberdayaan masyarakat.
Balai Ternak Baznas di Blora resmi dibentuk pada 1 November 2024 di Desa Temulus, Kecamatan Randublatung. Sebanyak 20 peternak laki-laki tergabung dalam Kelompok Tani Ternak Taman Rojokoyo Manunggal yang saat ini mengelola populasi ternak sebanyak 205 ekor.
Turut hadir, Ketua Baznas RI KH Noor Achmad beserta sejumlah unsur pimpinan. Hadir pula Ketua Baznas Provinsi Jawa Tengah KH Ahmad Darodji, Bupati Blora Arief Rohman dan jajaran Forkopimda, Ketua Baznas Blora Sutaat, Pimpinan Baznas Rembang.
Ketua Baznas RI Noor Achmad menyampaikan, Program Balai Ternak merupakan bagian dari strategi dalam memberdayakan ekonomi mustahik melalui pengelolaan ternak secara komunal.
”Dengan pengelolaan yang profesional dan berkelanjutan, Balai Ternak ini dapat menjadi model percontohan bagi daerah lain dalam mengembangkan sektor peternakan berbasis komunitas,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Balai Ternak ini mengadopsi sistem pemeliharaan komunal, di mana ternak dipelihara secara bersama-sama dalam satu kawasan.
Pendekatan ini memungkinkan efisiensi dalam manajemen pakan dan kesehatan ternak, serta memfasilitasi pendampingan yang lebih intensif bagi peternak.
Punya Potensi Besar...
Lebih lanjut dikatakan, Kabupaten Blora dipilih sebagai lokasi pengembangan Balai Ternak karena memiliki potensi besar dalam bidang peternakan domba.
Kemudian, pertumbuhan jumlah peternak baru yang signifikan, didukung oleh ketersediaan sumber daya alam dan manusia yang memadai, menjadikan Blora sebagai wilayah strategis untuk implementasi program ini.
Ketua Baznas Blora Sutaat menambahkan, program ini sejalan dengan komitmen pihaknya dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui program produktif.
”Balai Ternak ini merupakan langkah konkret dalam upaya kami memberdayakan peternak kecil agar lebih mandiri dan sejahtera,” ungkap Sutaat.
Dia menyebut, Balai Ternak di Blora memiliki ternak sebanyak 205 ekor. Jumlah ini meliputi 49 ekor indukan domba jenis Cross Texel, Cross Merino, dan Dorper F1.
Kemudian, ada 97 ekor domba bakalan jantan jenis Cross Merino, Cross Texel, Cross Garut, dan Awassi; serta 2 ekor pejantan Texel dan Dorper F1, dan 1 ekor anakan jantan.
Sementara itu, Bupati Blora Arief Rohman mengapresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pimpinan Baznas RI, Komisi VIII DPR RI, jajaran dinas terkait, dan seluruh pihak yang telah bekerja keras mewujudkan hadirnya program ini di Kabupaten Blora.
”Ini adalah sebuah langkah strategis dan luar biasa dalam pemberdayaan ekonomi umat, khususnya bagi para peternak mustahik. Balai Ternak ini dibangun atas kerja sama yang baik antara Baznas RI, Baznas Kabupaten Blora, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah, serta DP4 Kabupaten Blora. Kita patut bersyukur atas sinergi ini," jelas bupati.
Mengentaskan Kemiskinan...
Bupati berharap, Balai Ternak ini menjadi motor penggerak ekonomi di tingkat desa dan model percontohan bagi daerah lain. Ini bukan hanya soal pemberdayaan ekonomi, tapi juga tentang membangun kemandirian dan martabat para mustahik.
Arief menjelaskan, bahwa populasi ternak di blora terbesar di Jawa Tengah hampir 280.000 ekor.
Sehingga, ia ingin dari sektor peternakan dan pangan ini bisa sesuai dengan program Presiden Prabowo, bahwa dari sistem ketahanan pangan nanti akan mampu mengentaskan Kabupaten Blora dari kemiskinan.