Dian Agus pun berharap agar pemerintah daerah turut serta dalam mendukung kerajinan lokal ini. Sehingga kerajinan besek bisa berkembang menjadi sebuah usaha yang bisa mensejahterakan masyarakat Blora.
“Kami berharap pemerintah bisa mendukung dan menggunakan produk kami, agar ekonomi masyarakat di sini semakin meningkat,” pungkasnya.
Murianews, Blora – Jelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, berkah melimpah dirasakan para perajin besek "Berkah Bambu" di Desa Kedungsatriyan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Permintaan terhadap besek, wadah tradisional berbahan bambu, mengalami lonjakan tajam.
Dian Agus, pemilik usaha kerajinan besek "Berkah Bambu", mengaku omzet penjualannya melonjak drastis dibanding hari-hari biasa. Hal itu seiring meningkatnya kebutuhan untuk pembagian daging kurban.
“Kalau hari biasa pesanan hanya sekitar 3.000 buah per hari, sekarang bisa mencapai 10.000 buah per hari,” ujar Dian Agus dengan wajah sumringah saat ditemui di rumah produksinya.
Lonjakan pesanan besek ini, menurutnya, sudah terasa sejak sebulan sebelum Idul Adha. Tingginya permintaan besek membuat Dian dan para ibu rumah tangga yang tergabung dalam usaha tersebut harus bekerja ekstra keras untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Menariknya, pesanan besek tidak hanya datang dari wilayah Blora saja. Konsumen dari luar kota seperti Jakarta dan Surabaya juga turut memesan besek dari usaha “Berkah Bambu”.
Produk besek ini banyak dicari karena dinilai lebih ramah lingkungan dibanding kantong plastik, terutama untuk keperluan pembagian daging kurban. Harga besek bervariasi, mulai dari Rp2.000 hingga Rp3.500 per buah, tergantung pada ukuran dan modelnya.
Kerajinan Lokal...
Dian Agus pun berharap agar pemerintah daerah turut serta dalam mendukung kerajinan lokal ini. Sehingga kerajinan besek bisa berkembang menjadi sebuah usaha yang bisa mensejahterakan masyarakat Blora.
“Kami berharap pemerintah bisa mendukung dan menggunakan produk kami, agar ekonomi masyarakat di sini semakin meningkat,” pungkasnya.
Usaha pembuatan besek "Berkah Bambu" menjadi contoh nyata bagaimana momen keagamaan seperti Idul Adha dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian warga. Khususnya pelaku usaha mikro berbasis kearifan lokal.
Editor: Budi Santoso