Sebagai varietas pembanding, digunakan pula Inpari 50. Hasil panen yang dicapai sangat menggembirakan, Varietas M70D menghasilkan 6,08 ton/hektare, sementara Varietas Inpari 50 menghasilkan 7 ton/hektare.
”Ini capaian yang sangat baik dan menjadi motivasi bagi kami untuk terus memperluas program Sekolah Lapang di berbagai wilayah Kabupaten Blora,” jelas Ngaliman.
Menurutnya, program ini sangat membantu petani dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, termasuk pelatihan pembuatan pupuk organik dan insektisida alami yang langsung dipraktikkan di lapangan.
”Hasilnya sangat bagus. Dari lahan satu hektare dengan varietas M70D, kami bisa panen 6,08 ton gabah kering. Semoga program ini bisa terus diperluas,” ujar Pak Rasiman.
Di Kelurahan Jepon, program ini diterapkan di area seluas 25 hektare yang dikelola oleh 9 kelompok tani. Kabar baik lainnya, harga gabah di musim panen MT-2 saat ini stabil di kisaran Rp 6.500 per kilogram.
Murianews, Blora – Bupati Blora Arief Rohman memimpin langsung kegiatan panen raya bersama para peserta pelatihan Sekolah Lapang Padi yang diselenggarakan oleh Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Selasa (24/6/2025).
Bupati Arief menjelaskan, Sekolah Lapang merupakan proses belajar-mengajar yang melibatkan partisipasi aktif petani.
Melalui program ini, petani diajak menggali fakta, menganalisa, berdiskusi, dan mengambil keputusan bersama berdasarkan pengalaman usaha taninya, dipandu langsung oleh petani atau penyuluh pertanian di lapangan.
”Sekolah Lapang adalah wujud nyata dari proses pembelajaran berbasis pengalaman. Ini adalah bagian dari upaya kita bersama dalam mendorong transformasi pertanian menuju kemandirian pangan,” ungkap Bupati.
Ia juga mengajak seluruh pihak untuk terus bersinergi dan berinovasi demi memajukan pertanian Blora.
”Mari kita jadikan momentum ini sebagai semangat bersama untuk mengakselerasi kedaulatan pangan, dari Blora untuk Indonesia,” tegasnya.
Kepala DP4 Blora, Ngaliman melaporkan program Sekolah Lapang ini memperkenalkan varietas unggul yang sesuai dengan agroklimat Blora, khususnya untuk sawah tadah hujan pada musim tanam kedua (MT-2).
Salah satu varietas yang digunakan adalah M70D, padi super genjah yang dapat dipanen dalam waktu sekitar 70 hari.
Inpari...
Sebagai varietas pembanding, digunakan pula Inpari 50. Hasil panen yang dicapai sangat menggembirakan, Varietas M70D menghasilkan 6,08 ton/hektare, sementara Varietas Inpari 50 menghasilkan 7 ton/hektare.
”Ini capaian yang sangat baik dan menjadi motivasi bagi kami untuk terus memperluas program Sekolah Lapang di berbagai wilayah Kabupaten Blora,” jelas Ngaliman.
Rasiman, salah satu petani peserta Sekolah Lapang sekaligus Ketua Kelompok Tani setempat, mengungkapkan rasa syukurnya.
Menurutnya, program ini sangat membantu petani dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, termasuk pelatihan pembuatan pupuk organik dan insektisida alami yang langsung dipraktikkan di lapangan.
”Hasilnya sangat bagus. Dari lahan satu hektare dengan varietas M70D, kami bisa panen 6,08 ton gabah kering. Semoga program ini bisa terus diperluas,” ujar Pak Rasiman.
Di Kelurahan Jepon, program ini diterapkan di area seluas 25 hektare yang dikelola oleh 9 kelompok tani. Kabar baik lainnya, harga gabah di musim panen MT-2 saat ini stabil di kisaran Rp 6.500 per kilogram.