BPBD Grobogan Pontang-panting Salurkan Air Bersih
Saiful Anwar
Sabtu, 23 September 2023 15:06:00
Murianews, Grobogan – Jumlah desa terdampak kekeringan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah masih terus bertambah. BPBD Grobogan pun pontang-panting menyalurkan air bersih kepada masyarakat terdampak.
Dalam sehari, penyaluran air bersih dilakukan di enam hingga delapan desa. Rata-rata penyaluran air bersih dalam sehari hingga 80 ribu liter.
Kasi Kedaruratan BPBD Grobogan Masrichan mengatakan, saat ini pihaknya hanya memiliki lima armada truk tangki untuk menyalurkan air bersih. Karena itu, penyaluran air bersih sering kali berlangsung hingga malam hari.
”Dari 100-an desa terdampak, sehari kami droping 6-8 desa. Jadi, warga bisa dapat air bersih lagi kira-kira 8-10 hari lagi. Itu pun penyalurannya sudah sampai malam,” katanya, Sabtu (23/9/2023).
Banyaknya desa yang meminta bantuan air bersih itu membuat pihaknya harus pontang-panting. Apalagi, warga biasanya meminta air bersih lagi setelah persediannya habis.
”Pasti persediaan air yang kita distribusikan jangka waktu 8-10 hari itu habis. Padahal, pembagiannya juga belum bisa merata. Maka kita mendorong agar TJSL (tanggung jawab sosial dan lingkungan) dan bantuan masyarakat bisa langsung ke lokasi,” paparnya.
Terkait kekurangan armada, dia menyebut sebenarnya sudah meminta bantuan kepada provinsi. Namun, karena kekeringan di Jawa Tengah merata, penggunaan armada itu pun harus bergantian.
”Kita armada hanya lima unit. Sudah meminta ke provinsi, tapi karena kekeringan merata, harus bergantian,” ujarnya.
Masrichan mengungkapkan, kini pihaknya juga mendapat kendala tambahan, di mana terdapat jalan longsor di Jalan Purwodadi-Solo, tepatnya di Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer. Pendistribusian air bersih ke wilayah yang harus melewati ruas tersebut pun terhambat.
”Seharusnya Minggu besok ke wilayah Geyer. Jadi aksesnya terkendala longsoran di Ledokdawan, pengiriman terhambat. Karena sumber airnya ada di wilayah Ngraji,” tandasnya.
Hingga kini, sudah ada 101 desa di Grobogan yang meminta penyaluran air bersih. Jumlah itu masih mungkin bertambah karena kekeringan belum ada tanda-tanda berakhir.
Editor: Ali Muntoha
Murianews, Grobogan – Jumlah desa terdampak kekeringan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah masih terus bertambah. BPBD Grobogan pun pontang-panting menyalurkan air bersih kepada masyarakat terdampak.
Dalam sehari, penyaluran air bersih dilakukan di enam hingga delapan desa. Rata-rata penyaluran air bersih dalam sehari hingga 80 ribu liter.
Kasi Kedaruratan BPBD Grobogan Masrichan mengatakan, saat ini pihaknya hanya memiliki lima armada truk tangki untuk menyalurkan air bersih. Karena itu, penyaluran air bersih sering kali berlangsung hingga malam hari.
”Dari 100-an desa terdampak, sehari kami droping 6-8 desa. Jadi, warga bisa dapat air bersih lagi kira-kira 8-10 hari lagi. Itu pun penyalurannya sudah sampai malam,” katanya, Sabtu (23/9/2023).
Banyaknya desa yang meminta bantuan air bersih itu membuat pihaknya harus pontang-panting. Apalagi, warga biasanya meminta air bersih lagi setelah persediannya habis.
”Pasti persediaan air yang kita distribusikan jangka waktu 8-10 hari itu habis. Padahal, pembagiannya juga belum bisa merata. Maka kita mendorong agar TJSL (tanggung jawab sosial dan lingkungan) dan bantuan masyarakat bisa langsung ke lokasi,” paparnya.
Terkait kekurangan armada, dia menyebut sebenarnya sudah meminta bantuan kepada provinsi. Namun, karena kekeringan di Jawa Tengah merata, penggunaan armada itu pun harus bergantian.
”Kita armada hanya lima unit. Sudah meminta ke provinsi, tapi karena kekeringan merata, harus bergantian,” ujarnya.
Masrichan mengungkapkan, kini pihaknya juga mendapat kendala tambahan, di mana terdapat jalan longsor di Jalan Purwodadi-Solo, tepatnya di Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer. Pendistribusian air bersih ke wilayah yang harus melewati ruas tersebut pun terhambat.
”Seharusnya Minggu besok ke wilayah Geyer. Jadi aksesnya terkendala longsoran di Ledokdawan, pengiriman terhambat. Karena sumber airnya ada di wilayah Ngraji,” tandasnya.
Hingga kini, sudah ada 101 desa di Grobogan yang meminta penyaluran air bersih. Jumlah itu masih mungkin bertambah karena kekeringan belum ada tanda-tanda berakhir.
Editor: Ali Muntoha