Panen Jagung di Grobogan Ditarget Capai 875 Ribu Ton
Saiful Anwar
Sabtu, 2 Maret 2024 18:23:00
Murianews, Grobogan – Panen jagung di Kabupaten Grobogan ditarget mencapai 875 ribu ton dengan luasan lahan 145 ribu hektare. Target tersebut meningkat dari realisasi tahun 2023 lalu.
Di mana, pada 2023, panen jagung di Grobogan mencapai 850 ribu ton. Hasil panen tersebut bila dirupiahkan mencapai Rp 4,25 triliun.
Dengan peningkatan target menjadi 875 ribu ton. Maka, nominal dari hasil panen jagung diperkirakan mencapai Rp 4,37 triliun.
”Kami optimis taget yang dicanangkan dapat tercapai,” kata Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto, Sabtu (2/3/2024).
Pada Murianews.com, pihaknya menyebut setiap tahunnya, petani Grobogan membutuhkan 2000 ton bibit jagung tiap tahunnya. Nominal bibit itu pun juga fantastis, yakni sekitar Rp 200 miliar.
Menurut Sunanto, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hasil panen. Antara lain meningkatkan luas tanam dan inovasi.
”Untuk inovasi, bisa dilakukan dengan adanya produk dari varietas baru yang lebih tinggi produktifitasnya. Sehingga, dengan luas lahan yang istilahnya terbatas, produksi tetap bisa meningkat,” imbuhnya.
Sunanto menerangkan, untuk lahan pertanian terutama lahan milik perhutani atau lahan-lahan sekitar hutan mayoritas ditanami jagung. Banyaknya tanaman jagung di hutan itu pun membuat lahan jagung di Grobogan cukup luas.
”Penanaman yang pertama atau saat bukaan hutan misalnya, yang harus ditanam adalah jagung, karena hubungannya dengan ketersediaan air,” sambungnya.
Dia pun optimis, produksi jagung di Grobogan bisa terus naik. Sehingga, status Grobogan sebagai penyumbang jagung terbanyak nasional tetap dipertahankan.
Sunanto mengatakan, harga jagung saat ini sekitar Rp 4.500 – Rp 5.200 per kilogramnya. Angka tersebut merupakan harga tertinggi yang pernah diterima petani.
Dia pun berharap harga jagung tetap stabil, sehingga dapat memberikan banyak kebaikan bagi para petani. Terutama untuk peningkatkan perekonomian dan kesejahteraan.
Sunanto menerangkan, jagung merupakan salah satu tanaman pangan unggulan di Grobogan selain padi dan kedelai. Grobogan menjadi salah satu lumbung jagung nasional.
Selain itu, produksi jagung di Grobogan menyumbang hampir sekitar 30 persen untuk Jawa Tengah, yang merupakan tertinggi di provisi setempat.
Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Panen jagung di Kabupaten Grobogan ditarget mencapai 875 ribu ton dengan luasan lahan 145 ribu hektare. Target tersebut meningkat dari realisasi tahun 2023 lalu.
Di mana, pada 2023, panen jagung di Grobogan mencapai 850 ribu ton. Hasil panen tersebut bila dirupiahkan mencapai Rp 4,25 triliun.
Dengan peningkatan target menjadi 875 ribu ton. Maka, nominal dari hasil panen jagung diperkirakan mencapai Rp 4,37 triliun.
”Kami optimis taget yang dicanangkan dapat tercapai,” kata Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto, Sabtu (2/3/2024).
Pada Murianews.com, pihaknya menyebut setiap tahunnya, petani Grobogan membutuhkan 2000 ton bibit jagung tiap tahunnya. Nominal bibit itu pun juga fantastis, yakni sekitar Rp 200 miliar.
Menurut Sunanto, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hasil panen. Antara lain meningkatkan luas tanam dan inovasi.
”Untuk inovasi, bisa dilakukan dengan adanya produk dari varietas baru yang lebih tinggi produktifitasnya. Sehingga, dengan luas lahan yang istilahnya terbatas, produksi tetap bisa meningkat,” imbuhnya.
Sunanto menerangkan, untuk lahan pertanian terutama lahan milik perhutani atau lahan-lahan sekitar hutan mayoritas ditanami jagung. Banyaknya tanaman jagung di hutan itu pun membuat lahan jagung di Grobogan cukup luas.
”Penanaman yang pertama atau saat bukaan hutan misalnya, yang harus ditanam adalah jagung, karena hubungannya dengan ketersediaan air,” sambungnya.
Dia pun optimis, produksi jagung di Grobogan bisa terus naik. Sehingga, status Grobogan sebagai penyumbang jagung terbanyak nasional tetap dipertahankan.
Sunanto mengatakan, harga jagung saat ini sekitar Rp 4.500 – Rp 5.200 per kilogramnya. Angka tersebut merupakan harga tertinggi yang pernah diterima petani.
Dia pun berharap harga jagung tetap stabil, sehingga dapat memberikan banyak kebaikan bagi para petani. Terutama untuk peningkatkan perekonomian dan kesejahteraan.
Sunanto menerangkan, jagung merupakan salah satu tanaman pangan unggulan di Grobogan selain padi dan kedelai. Grobogan menjadi salah satu lumbung jagung nasional.
Selain itu, produksi jagung di Grobogan menyumbang hampir sekitar 30 persen untuk Jawa Tengah, yang merupakan tertinggi di provisi setempat.
Editor: Zulkifli Fahmi