Rabu, 19 November 2025

Murianews, Grobogan – Wakil Bupati Grobogan Bambang Pujiyanto atau yang akrab disapa dengan dr Totok prihatin dengan makin maraknya pergaulan bebas di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Itu ia ungkapkan dalam sebuah podcast di fanpage Facebook Supaya Grobogan Maju, baru-baru ini.

Dalam dialog itu, Totok mengungkapkan pernah meminta Satpol PP dan kepolisian untuk menggencarkan operasi, hasilnya pun cukup mengejutkan.

”Sebetulnya saya juga sangat prihatin. Suatu saat saya pernah minta kepada Satpol PP dan Polres Grobogan untuk operasi. Waktu itu ada laporan masyarakat, di satu tempat itu ada kos-kosan yang keluar masuk itu anak SMA bahkan anak SMP. Keluar masuk, yang satu jam Rp 50 ribu atau berapa itu,” kata Totok menanggapi pertanyaan soal pergaulan bebas remaja dikutip Murianews.com, Senin (1/4/2024).

Totok melanjutkan, belakangan diketahui adanya kos-kosan yang digunakan mesum dengan tarif per jam. Bahkan, tak hanya satu atau dua tempat saja.

Fakta yang pernah Totok dapati, yakni mereka yang terjaring razia, sejam kemudian kembali ke kos-kosan itu.

”Setelah digeropyok, di-sweeping, setelah petugasnya pergi, tidak sampai satu jam sudah masuk lagi. Itu betul itu. Oleh karena itu, saya mau imbau kepada para orang tua, tokoh masyarakat, kalau di sekolah ya bapak ibu guru, untuk turut serta mengawasi,” paparnya.

Totok menilai perlu adanya pembinaan mental dan spiritual atau agama pada para remaja di Grobogan. Menurutnya, itu sangat penting guna mencegah hal-hal yang melanggar agama.

”Jangan sampai anak-anak semakin liar, tidak terkendali. Ini tanggung jawab kita bersama, orang tua, guru, dan Pemkab Grobogan,” ujarnya.

Menurut Totok, hal tersebut perlu penanganan bersama. Meski begitu, lanjutnya, ada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai hal itu.

”Saya selalu cerewet soal masalah ini. Tapi kenyataannya, pro-kontra. Banyak yang diuntungkan, yang berkepentingan, tidak suka dengan kebijakan-kebijakan tertentu,” kata dia.

Persoalan pergaulan bebas di kalangan remaja mesti menjadi perhatian lebih, apalagi di tengah kasus HIV/AIDS yang tinggi di Grobogan.

Dari catatan Murianews.com, dalam lima tahun terakhir, per tahun ditemukan antara 130 – 180 kasus baru HIV/AIDS di Grobogan. Sementara, dalam kurun waktu 2002 – Oktober 2023, total terdapat 1.591 kasus.

Pada 2019, ditemukan 192 kasus, kemudian pada 2020 sebanyak 138 kasus, 2021 sebanyak 130 kasus, 2022 sebanyak 198 kasus, dan dalam kurun waktu Januari – Oktober 2023, sudah ditemukan 159 kasus baru.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler