Polisi Buru Pelaku Pembunuhan Wanita Tewas Terikat di Grobogan
Saiful Anwar
Senin, 24 Juni 2024 15:11:00
Murianews, Grobogan – Polres Grobogan masih terus memburu pelaku pembunuhan wanita tewas terikat di kontrakan Bantengmati, Karanganyar, Purwodadi. Mereka menyatakan telah mengantongi identitas pelaku.
’’Kejar dan tangkap,’’ kata Kasatreskrim Polres Grobogan AKP Agung Joko Haryono singkat, saat ditanya perkembangan kasus tersebut, Senin (24/6/2024).
Kasus pembunuhan itu sendiri mendapat perhatian luas dari warganet. Foto terduga pelaku tersebar di grup-grup WhatsApp. Kedua pelaku disebutkan kabur ke arah Jalan Purwodadi - Solo, dan masuk ke dalam hutan.
Kasatreskrim enggan menanggapi foto terduga pelaku yang ramai dibagikan itu. Dia menyatakan secara tegas pihaknya terus memburu kedua pelaku.
Sebelumnya Kapolsek Purwodadi AKP Dedy Setyanto mengatakan telah mengantongi identitas pelaku. Sejauh ini, polisi menduga pelaku pembunuhan itu ada dua orang. Keduanya yakni sosok yang sebelumnya telah menyewa kontrakan tersebut.
Sebagaimana diberitakan, warga Dusun Bantengmati, Desa Karanganyar, Purwodadi digegerkan dengan pembunuhan di dusun setempat, Sabtu (22/6/2024) malam.
Seorang wanita ditemukan tewas dalam kondisi tangan dan kaki terikat ke belakang. Mulut dan hidungnya ditutup dengan lakban.
Korban diketahui bernama Dwi Kristiani (34), warga Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Ibu dua anak itu sehari-hari bekerja sebagai terapis alias tukang pijat panggilan khusus wanita.
Sebelum kejadian, warga sempat mendengar jeritan seorang wanita dari kamar kontrakan. Usai mendengar jeritan itu, terdapat dua orang laki-laki yang keluar dari rumah kontrakan tersebut.
Dari hasil pemeriksaan, sejumlah barang milik korban hilang. Barang-barang itu yakni, motor Yamaha NMax, dompet, dan ponsel genggam. Sedangkan perhiasan dan alat pijat milik korban masih ditempat.
Dalam pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Hanya ada luka lecet di tangan korban akibat jeratan tali. Korban diduga tewas karena kehabisan napas akibat penyekapan itu.
Editor: Zulkifli Fahmi



