Duh, 51 Warga Keyongan Grobogan Terjangkit Chikungunya
Saiful Anwar
Kamis, 18 Juli 2024 14:29:00
BIdan mendatangi rumah penderita Chikungunya di Desa Keyongan, Gabus, Grobogan, Jawa Tengah. (Murianews/Istimewa)
Murianews, Grobogan – Sekitar 51 warga di Desa Keyongan, Kecamatan Gabus, Grobogan, Jawa Tengah terjangkit chikungunya. Hal itu diungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Grobogan dr Djatmiko, Kamis (18/7/2024).
Djatmiko menerangkan. mereka yang terjangkit dari berbagai kelompok usia. Rinciannya, usia 25-35 tahun (8 orang), usia 36-45 tahun (20 orang) dan usia lebih dari 45 tahun (23 orang).
Dia menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak bidan setempat. Mereka yang terjangkit chikungunya pun sebagian sudah membaik. Sebarannya di RT 09 dan RT 10, di RW 2 Desa Keyongan.
”Saat ini kabarnya yang belum beraktivitas ada enam orang. Sedangkan yang lainnya sudah membaik tetapi masih merasakan pegal-pegal di tulang. Kita sudah berkoordinasi dengan bidan desa setempat,” terang Ketua IDI Grobogan itu.
Atas banyaknya kasus tersebut, Djatmiko meminta kepada masyarakat untuk waspada dengan mengenali ciri-cirinya. Djatmiko menjelaskan, penyakit ini berawal dari virus chikungunya (CHIKV) dari nyamuk yang telah terinfeksi.
”Setelah terkena gigitan nyamuk yang terinfeksi, munculnya penyakit biasanya 4 hingga 8 hari kemudian. Penderita chikungunya awalnya demam diikuti dengan ruam. Penderita juga akan mengalami pegal-pegal atau nyeri pada sendi tulang,” imbuhnya.
Mereka yang terinfeksi, kata Djatmiko, tidak dapat menularkan virus secara langsung ke orang lain. Chikungunya akan menyebar ketika nyamuk dengan virus Chikungunya menggigit kulit seseorang.
”Harus waspada dengan nyamuk ini. Nyamuk ini disebabkan adanya genangan air yang ada di tempat terbuka,” bebernya.
Djatmiko pun berpesan kepada masyarakat yang terkonfirmasi chikungunya agar tetap mengikuti pengobatan yang diberikan dokter. Kemudian juga menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Dia pun berpesan, mereka yang bepergian ke daerah beresiko harus melakukan tindakan pencegahan dasar. Sehingga tidak ikkut terinfeksi Chikungunya.
”Beberapa langkah yang bisa dilakukan yaitu menggunakan pakaian yang meminimalkan paparan kulit. Seperti menggunakan losion anti nyamuk, ruangan yang bersih, serta menggunakan kelambu di tiap rumah,” katanya.
Editor: Dani Agus
BIdan mendatangi rumah penderita Chikungunya di Desa Keyongan, Gabus, Grobogan, Jawa Tengah. (Murianews/Istimewa)
Murianews, Grobogan – Sekitar 51 warga di Desa Keyongan, Kecamatan Gabus, Grobogan, Jawa Tengah terjangkit chikungunya. Hal itu diungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Grobogan dr Djatmiko, Kamis (18/7/2024).
Djatmiko menerangkan. mereka yang terjangkit dari berbagai kelompok usia. Rinciannya, usia 25-35 tahun (8 orang), usia 36-45 tahun (20 orang) dan usia lebih dari 45 tahun (23 orang).
Dia menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak bidan setempat. Mereka yang terjangkit chikungunya pun sebagian sudah membaik. Sebarannya di RT 09 dan RT 10, di RW 2 Desa Keyongan.
”Saat ini kabarnya yang belum beraktivitas ada enam orang. Sedangkan yang lainnya sudah membaik tetapi masih merasakan pegal-pegal di tulang. Kita sudah berkoordinasi dengan bidan desa setempat,” terang Ketua IDI Grobogan itu.
Atas banyaknya kasus tersebut, Djatmiko meminta kepada masyarakat untuk waspada dengan mengenali ciri-cirinya. Djatmiko menjelaskan, penyakit ini berawal dari virus chikungunya (CHIKV) dari nyamuk yang telah terinfeksi.
”Setelah terkena gigitan nyamuk yang terinfeksi, munculnya penyakit biasanya 4 hingga 8 hari kemudian. Penderita chikungunya awalnya demam diikuti dengan ruam. Penderita juga akan mengalami pegal-pegal atau nyeri pada sendi tulang,” imbuhnya.
Mereka yang terinfeksi, kata Djatmiko, tidak dapat menularkan virus secara langsung ke orang lain. Chikungunya akan menyebar ketika nyamuk dengan virus Chikungunya menggigit kulit seseorang.
”Harus waspada dengan nyamuk ini. Nyamuk ini disebabkan adanya genangan air yang ada di tempat terbuka,” bebernya.
Djatmiko pun berpesan kepada masyarakat yang terkonfirmasi chikungunya agar tetap mengikuti pengobatan yang diberikan dokter. Kemudian juga menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Dia pun berpesan, mereka yang bepergian ke daerah beresiko harus melakukan tindakan pencegahan dasar. Sehingga tidak ikkut terinfeksi Chikungunya.
”Beberapa langkah yang bisa dilakukan yaitu menggunakan pakaian yang meminimalkan paparan kulit. Seperti menggunakan losion anti nyamuk, ruangan yang bersih, serta menggunakan kelambu di tiap rumah,” katanya.
Editor: Dani Agus