Alami Kekeringan, 29 Desa di Grobogan Minta Bantuan Air Bersih

Saiful Anwar
Jumat, 26 Juli 2024 17:48:00

Murianews, Grobogan – Puluhan desa di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mulai mengalami kekeringan pada kemarau kali ini. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan menyebutkan, total ada 29 desa dari 4 kecamatan yang terdampak kekeringan dan telah mengajukan bantuan air bersih.
Rinciannya, 13 desa di Kecamatan Pulokulon, 14 desa di Kecamatan Kradenan, dan masing-masing 1 desa di Kecamatan Gabus dan Wirosari.
Di Kecamatan Pulokulon, desa yang mengalami kekeringan yakni Randurejo, Mlowokarangtalun, Pojok, Jatiharjo, Sidorejo, Tuko, Panunggalan, Mangunrejo. Kemudian Jetaksari, Pulokulon, Jambon, Karangharjo, dan Sembungharjo.
Di Kecamatan Kradenan, desa-desa yang sudah kekeringan yakni Sengonwetan, Sambongbangi, Banjardowo, Kradenan, Rejosari, Bago, Simo. Kemudian Pakis, Crewek, Banjarsari, Kalisari, Kuwu, Grabagan, dan Tanjungsari.
Adapun satu wilayah di Wirosari yang kekeringan yakni Kelurahan Kunden. Sedangkan di Kecamatan Gabus, 1 desa yang sudah kekeringan yaitu Desa Kalipang.
Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan, pihaknya sebelumnya telah menyiapkan 200 tangki air dengan masing-masing kapasitas 4.000 liter air bersih untuk dropping air bersih ke desa-desa terdampak.
Selain mengandalkan dari anggaran BPBD sendiri, pihaknya juga menggandeng beberapa instansi terkait serta dunia usaha untuk mengatasi kekeringan.
Instansi tersebut antara lain yakni Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Palang Merah Indonesia (PMI) serta perusahaan melalui skema Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).
Meski menyiapkan skema dropping air bersih, namun pihaknya mewanti-wanti masyarakat untuk menggunakan air sesuai dengan kebutuhan.
”Masyarakat kami harap dapat lebih menghemat air. Sehingga, kebutuhan sehari-hari dapat tercukupi,” imbuhnya.
Endang menambahkan, dari total 19 kecamatan di wilayah tanggungjawabnya, hanya satu kecamatan yang tidak rawan kekeringan, yakni Klambu. Selebihnya, terdapat desa yang nyaris setiap tahun mengalami kekeringan.
Editor: Dani Agus