Sementara itu, Kabid Rehabilitasi dan Konstruksi BPBD Grobogan Bondan Pujanarko mengatakan, kemiringan jalan di sana mencapai 30 derajat.
Karenanya, pihaknya pun segera melakukan penanganan agar tak semakin banyak korban yang berjatuhan.
’’Agar tidak semakin parah, dilakukan penanganan sementara dengan cara pemasangan bronjong 8 meter yang kondisinya paling parah. Nanti sisanya kita dorong mereka (warga) untuk mengajukan bantuan kembali dengan skema yang sama,’’ kata Bondan.
’’Ini menjadi inovasi yang melibatkan masyarakat khususnya di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi dalam penanganan pasca bencana,’’ katanya.
Murianews, Grobogan – Jalan alternatif Grobogan ke Sragen di Dusun Madoh, Desa Bangsri, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah tergerus erosi.
Panjang jalan di bibir sungai desa setempat yang tergerus erosi itu mencapai 28 meter. Kondisi itu membuat jalan di sana miring dan dapat membahayakan pengendara.
Kadus Madoh Teguh Dwiyantoko mengungkapkan, jalan itu merupakan akses yang sangat vital. Sebab, jalan itu menjadi jalan pintas utama yang menjadi akses warga maupun anak sekolah ke Kabupaten Sragen.
’’Mayoritas anak-anak sini sekolahnya di Sragen. Truk-truk besar yang memuat hasil panen juga melintasi jalan ini,’’ katanya, Rabu (16/10/2024).
Teguh mengambahkan, kondisi jalan yang miring itu membuat aktivitas warga terganggu. Roda perekonomian warga juga akan terdampak jika tidak segera dilakukan penanganan.
Di sisi lain, aliran air saat hujan terus-menerus mengikis bibir sungai hingga merembet ke bahu jalan. Dia mengungkapkan, banyak anak sekolah yang jatuh akibat kondisi jalan itu.
’’Akhirnya tidak jadi berangkat ke sekolah karena seragamnya cuma satu. Anak saya salah satu yang menjadi korban di sini,’’ ucap dia.
Prihatin dengan kondisi itu, dia pun mengajukan proposal bantuan ke BPBD Grobogan. Proposal itu pun telah disetujui.
Sementara itu, Kabid Rehabilitasi dan Konstruksi BPBD Grobogan Bondan Pujanarko mengatakan, kemiringan jalan di sana mencapai 30 derajat.
Karenanya, pihaknya pun segera melakukan penanganan agar tak semakin banyak korban yang berjatuhan.
’’Agar tidak semakin parah, dilakukan penanganan sementara dengan cara pemasangan bronjong 8 meter yang kondisinya paling parah. Nanti sisanya kita dorong mereka (warga) untuk mengajukan bantuan kembali dengan skema yang sama,’’ kata Bondan.
Dalam penanganannya, BPBD Grobogan lebih dulu melakukan pembersihan sampah yang menghambat laju aliran sungai dengan alat berat. Selain itu, pepohonan yang tumbuh di sekitar sungai juga dipotong.
Dalam penanganan ini, kata Bondan, unsur pentahelix dan dunia usaha memberikan bantuan sarpras. Sedangkan warga menjadi tenaga pelaksananya.
’’Ini menjadi inovasi yang melibatkan masyarakat khususnya di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi dalam penanganan pasca bencana,’’ katanya.
Editor: Zulkifli Fahmi