Rabu, 19 November 2025

Murianews, Grobogan – Sebanyak 40 pejabat eselon 3 di lingkungan Pemkab Grobogan pamer inovasi di ruang Riptaloka Setda Grobogan, Selasa (29/10/2024). Melalui inovasi tersebut, mereka diharapkan bekerja melebihi standar yang diterapkan.

Satu per satu, pejabat kepala bidang hingga sekretaris kecamatan menampilkan inovasinya melalui video. Setelahnya, Sekda Grobogan Anang Armunanto melaunching inovasi-inovasi tersebut yang diberi judul secara general menjadi “Aksi Perubahan Kinerja Organisasi”.

Anang mengungkapkan, inovasi tersebut merupakan bagian dari hasil Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) angkatan IX 2024. Dia pun berharap, inovasi-inovasi tersebut dapat benar-benar diimplementasikan.

Menurutnya, apabila puluhan inovasi tersebut benar-benar diimplementasikan dengan baik di jangka menengah, lebih-lebih jangka panjang, maka seluruh persoalan di Grobogan bisa selesai.

”Mudah-mudahan tidak sebatas itu. Tapi bisa diimplementasikan atau tidak. Kalo 40 inovasi ini diimplementasikan dalam jangka menengah, apalagi jangka panjang, persoalan Grobogan selesai,” katanya dalam sambutan.

Anang mengatakan, ada banyak persoalan yang menjadi fokus dalam inovasi-inovasi tersebut. Salah satunya, ketidaksinkronan program di desa dengan program pemerintah di atasnya.

”Ada ketidaksinkronan. Walaupun secara aturan sudah diatur sedemikian rupa, tapi masih ada yang kecer (tidak sinkron, red),” imbuhnya.

Persoalan lainnya yang menjadi bahan inovasi yakni banyaknya gaji ASN yang tidak sinkron. Ada pegawai yang sudah pensiun namun tetap diberkan tunjangan dan sebagainya. Kemudian ada pula anggota keluarga yang seharusnya sudah tidak menjadi tanggungan, tapi masih diberkan tunjangan. 

”Tadi ada soal gaji yang tidak sinkron. Anak yang seharusnya tidak tertanggung, masih tertanggung. Akhirnya ketahuan, sudah pensiun. Kon mbalikke (disuruh mengembalikan, red). Ini kan kasihan. Mudah-mudahan inovasi-inovasi ini bisa dijalankan,” bebernya.

Melalui inovasi oleh pegawai administrator, persoalan tersebut bisa dicegah. Kemudian, Anang menyoroti persoalan stunting yang menjadi topik nasional. Dia menjelaskan, ada beberapa inovasi yang membahas persoalan serupa, yakni stunting namun tidak terintegrasi. 

”Tolong diintegrasikan, jadi tidak jalan sendiri-sendiri. Ibaratnya kita tujuannya sama, tapi jalannya berbeda-beda. Ini tolong diintegrasikan,” tandasnya.

Anang mengatakan, masyarakat saat ini ingin mendapat pelayanan yang melebihi standar. Karenanya, para pejabat sebagai penyelenggara dan pelayan masyarakat harus bisa menyesuaikan.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler