Atas kejadian tersebut, pihak keluarga menerimakan dan mengiklaskan serta membuat surat penyataan penolakan diotopsi. Pihak keluarga menyatakan dalam pembuatan surat tersebut tidak ada paksaan dari pihak manapun
”Disimpulkan, korban meninggal karena tenggelam di sungai setelah diduga terpeleset. Korban juga mengalami tuna wicara, sehingga tidak dapat berteriak meminta pertolongan,” bebernya.
Murianews, Grobogan – Seorang kakek berinisial K (65), warga Desa Pepe, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah meninggal tenggelam di sungai belakang rumahnya pada Jumat (24/1/2025) sore. Korban diketahui seorang tuna wicara.
Kapolsek Tegowanu AKP Setyo Budi menjelaskan, korban meninggalkan rumah sekitar pukul 08.00 WIB dengan tidak pamit. Kemudian, adik korban mencari yang bersangkutan.
”Memang kalau pergi tidak pamit karena tuna wicara. Tapi saat itu sepedanya ada di rumah,” jelasnya, Jumat malam dalam keterangan tertulis.
Kapolsek menambahkan, pihak keluarga mencari ke rumah di sekitaran, namun tidak kunjung ketemu. Kemudian, sekitar pukul 15.00 WIB, adik korban berinisiatif mencari di sungai belakang rumah korban bersama warga sekitar.
”Sekitar pukul 16.00 WIB, adik korban turun ke sungai dan meraba-raba di dalam sungai mendapati korban dengan posisi tenggelam dan tersangkut di akar pohon,” tambahnya.
Adik korban dengan dibantu warga sekitar kemudian mengevakuasi korban. Kondisi korban kemudian dicek oleh bidan desa serta dari anggota Polsek Tegowanu. Diketahui, tidak diketemukan luka atau tanda tanda penganiayaan.
”Diduga korban sebelumnya akan pergi untuk BAB di sungai kemudian korban terpeleset. Tempat biasa BAB korban berada di belakang rumah sekitar 50 meter ke timur dari korban ditemukan tenggelam,” katanya.
Terlepeset...
Atas kejadian tersebut, pihak keluarga menerimakan dan mengiklaskan serta membuat surat penyataan penolakan diotopsi. Pihak keluarga menyatakan dalam pembuatan surat tersebut tidak ada paksaan dari pihak manapun
”Disimpulkan, korban meninggal karena tenggelam di sungai setelah diduga terpeleset. Korban juga mengalami tuna wicara, sehingga tidak dapat berteriak meminta pertolongan,” bebernya.
Editor: Cholis Anwar
