Banjir Berakhir, Pembersihan Lumpur di Baturagung Grobogan Belum Kelar

Murianews, Grobogan – Pembersihan lumpur imbas banjir yang berada di jalanan dan rumah-rumah warga Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah belum rampung hingga Selasa (4/2/2025) hari ini. Tumpukan lumpur yang tebal membuat pembersihan butuh waktu lama.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Grobogan Masrichan mengatakan, lumpur masih terdapat di sisi kanan dan kiri jalan ke arah ke desa sebelah, Ringinkidul. Namun, jalan tersebut sudah bisa dilintasi, baik roda dua maupun roda empat.

”Kalau jalan, sudah bisa dilewati. Tinggal di kanan dan kirinya itu lumpurnya memang masih ada. Tapi jalannya, sejak beberapa hari terakhir sudah bisa dilewati,” ujar Masrichan.

Dia menambahkan, pembersihan gunungan lumpur imbas tanggul Sungai Tuntang yang jebol itu memang butuh energi ekstra. Ratusan relawan dan warga berhari-hari membersihkan area jalan dan rumah-rumah warga yang terdapat gunungan lumpur.

Tak hanya itu, alat berat berupa ekskavator juga ikut dikerahkan untuk pembersihannya. Rencananya, pihaknya bahkan akan menambah alat berat ekskavator yang lebih kecil, agar saluran kecil bisa turut terjangkau.

”Untuk saluran kecil kan tidak dapat dijangkau ekskavator besar. Kami tambah dengan ekskavator kecil, agar yang di rumah-rumah warga bisa segera tertangani. Sore ini diperkirakan sudah sampai lokasi,” kata dia.

Masrichan mengatakan, sebuah ambulans memang sempat terjebak di lumpur beberapa waktu lalu. Hal itu, kata dia, karena sopir mengira lumpur yang masih berada di beberapa titik jalan merupakan padas.

”Dikiranya itu sudah masuk jalan yang padas, padahal masih lumpur,” ujarnya.

Terparah Sepanjang Sejarah... 

Seperti diberitakan, Desa Baturagung menjadi titik terparah dari dampak tanggul Sungai Tuntang yang jebol, beberapa pekan lalu. Puluhan rumah hanyut, puluhan rusak berat, dan ratusan rusak ringan tersapu banjir.

Lumpur-lumpur pun menggunung di jalan hingga jalan ke desa sebelah tak bisa dilintasi. Ratusan warga terpaksa mengungsi di balaidesa dan masjid setempat. Menurut kepala desa setempat, kejadian kali ini merupakan yang terparah sepanjang pengetahuannya.

Editor: Dani Agus