”Harapan kami, Three Zero HIV/AIDS 2030 bisa terwujud," katanya.
Dijelaskan, dalam Three HIV/AIDS ini meliputi Zero New HIV Infection atau kemunculan kasus baru. Kemudian, Zero AIDS Related Death atau nol kasus kematian akibat virus tersebut.
"Ketiga, Zero Discrimination atau nol tindakan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS,” tandasnya.
Murianews, Grobogan – Sebanyak 91 pemandu karaoke di sembilan kafe dan karaoke di Kabupaten Grobogan dites HIV melalui mobile Voluntary Conceling Test (VCT).
Tes itu dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Grobogan itu mulai Sabtu (8/2/2025) malam sekitar pukul 20.00 WIB hingga pukul 03.30 WIB atau Minggu (9/2/2025) dini hari.
Sub Koordinator P2M Dinkes Grobogan Gunawan Cahyo Utomo menjelaskan, pihaknya menggandeng Tim VCT Puskesmas Purwodadi 1, Yayasan Soko Guru, KPAD Grobogan, Global Fund AIDS, Polsek Kota Purwodadi dan Damkar Satpol PP Grobogan dalam kegiatan tersebut.
”Kami memakai metode skrining tes cepat diagnostik HIV whole blood. Total dari 91 pemandu karaoke yang diskrining, hasilnya semua nonreaktif,” kata dia.
Gunawan mengatakan, jika petugas menemukan pemandu karaoke yang reaktif, pihaknya akan langsung menyerahkannya kepada konselor di Puskesmas Purwodadi. Sehingga bisa langsung dilakukan perawatan dan pengobatan dengan obat antiretroviral virus (ARV).
”Saat ini, di Kabupaten Grobogan memiliki layanan pelatihan, perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP) sehingga mempermudah mereka mendapatkan pengobatan," jelasnya.
Layanan PDP, kata dia, sudah tersebar di 28 puskesmas dan tiga rumah sakit. Yakni, RSUD dr Soedjati Purwodadi, RS Panti Rahayu ”Yakkum” Purwodadi, dan RS PKU Muhammadiyah Gubug.
Gunawan menyebut, menjamurnya tempat hiburan malam menjadi salah satu populasi kunci dalam penularan HIV/AIDS di Grobogan. Karenanya, setiap tiga bulan sekali pihaknya rutin melakukan skrining mobile VCT tersebut.
Three Zero HIV/AIDS 2030 bisa terwujud...
”Harapan kami, Three Zero HIV/AIDS 2030 bisa terwujud," katanya.
Dijelaskan, dalam Three HIV/AIDS ini meliputi Zero New HIV Infection atau kemunculan kasus baru. Kemudian, Zero AIDS Related Death atau nol kasus kematian akibat virus tersebut.
"Ketiga, Zero Discrimination atau nol tindakan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS,” tandasnya.
Editor: Dani Agus
