Disperindag Grobogan hanya akan melakukan pengetatan lalu lintas hewan dalam mengendalikan penyebaran PMK.
”Dari hasil monitoring yang kami lakukan di beberapa pedagang, tidak ditemukan adanya kendala PMK, baik hewan area lokal maupun luar daerah. Jadi pasar tidak ditutup,” katanya, Jumat (14/2/2025).
Lebih lanjut, dia menerangkan, terkait pengetatan tersebut, pihak dinas terkait juga selalu melakukan pemeriksaan di pasar untuk memastikan kondisi hewan yang masuk di pasar hewan, khususnya Pasar Kunden di Wirosari bersih dari penularan PMK.
Murianews, Grobogan – Kendati Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Grobogan batalkan penutupan pasar hewan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Disperindag Grobogan hanya akan melakukan pengetatan lalu lintas hewan dalam mengendalikan penyebaran PMK.
Kepala Disperindag Grobogan Pradana Setyawan menyatakan, kondisi pasar hewan kini sudah mulai stabil kendati kasus PMK masih naik. Para pedagang hewan dari berbagai daerah juga melakukan aktivitas perdagangan seperti biasa.
”Dari hasil monitoring yang kami lakukan di beberapa pedagang, tidak ditemukan adanya kendala PMK, baik hewan area lokal maupun luar daerah. Jadi pasar tidak ditutup,” katanya, Jumat (14/2/2025).
Lebih lanjut, dia menerangkan, terkait pengetatan tersebut, pihak dinas terkait juga selalu melakukan pemeriksaan di pasar untuk memastikan kondisi hewan yang masuk di pasar hewan, khususnya Pasar Kunden di Wirosari bersih dari penularan PMK.
”Pihak Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) langsung melakukan penanganan dan perlakuan khusus jika terdapat hewan yang sakit,” ungkapnya.
Jumlah Kasus PMK...
Untuk diketahui, berdasarkan data Disnakkan Grobogan, sejak November 2024 hingga awal Februari 2025, terdapat 1.176 kasus PMK di Grobogan. sebanyak 1.172 kasus PMK menyerang sapi, dan empat kasus sisanya menyerang kerbau.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 985 ekor masih terinfeksi, 109 sembuh, dan 82 lainnya mati. Rinciannya yang mati, 51 akibat penyakit PMK dan 31 lainnya melalui pemotongan paksa.
Terpisah, Kepala Disnakkan Grobogan Amin Nur Hatta menyatakan, menyusul merebaknya PMK, pihaknya telah turun ke desa-desa terdampak, antara lain melakukan distribusi cairan Eco Enzyme untuk menekan penyebaran virus. Selain itu, pihaknya juga terus menggencarkan vaksinasi.
”Kami juga terus memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui sosialisasi agar tidak sembarangan membeli sapi atau kerbau. Melalui berbagai upaya tersebut, kami optimis penyebaran PMK bisa ditekan,” kata dia.
Editor: Zulkifli Fahmi