Pasalnya, ibunya yang masuk kategori Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tidak memperbolehkannya sekolah.
Kisah pilu bocah ini sempat diunggah di media sosial hingga viral dan memantik simpati. Dikisahkan, bocah ini memiliki ibu yang mengidap ODGJ sejak ditinggal suaminya.
Saat itu, usia bocah laki-laki ini diperkirakan baru satu atau dua tahun. Sehari-hari ibunya hanya menggelandang dengan seringkali mengajak bocah ini.
Sang ibu berpakaian lusuh dengan rambut panjang dibiarkan tak terurus. Sebenarnya, mereka punya tempat tinggal rumah papan, namun jarang ditinggali.
Disebutkan, bocah ini sangat ingin bersekolah. Bahkan bocah itu sangat bersemangat belajar menulis dan berhitung.
Namun karena ibunya tidak punya inisiatif itu, ia tidak didaftarkan ke taman kanak-kanak atau PAUD. Hingga usia tujuh tahun, dia belum pernah mengenyam pendidikan.
Kisah bocah ini belakangan diketahui pihak pemerintah desa setempat. Perangkat desa setempat langsung bergerak cepat dan membujuk sang ibu.
Murianews, Grobogan – Bocah berusia tujuh tahun di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah nyaris tidak bersekolah.
Pasalnya, ibunya yang masuk kategori Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tidak memperbolehkannya sekolah.
Kisah pilu bocah ini sempat diunggah di media sosial hingga viral dan memantik simpati. Dikisahkan, bocah ini memiliki ibu yang mengidap ODGJ sejak ditinggal suaminya.
Saat itu, usia bocah laki-laki ini diperkirakan baru satu atau dua tahun. Sehari-hari ibunya hanya menggelandang dengan seringkali mengajak bocah ini.
Sang ibu berpakaian lusuh dengan rambut panjang dibiarkan tak terurus. Sebenarnya, mereka punya tempat tinggal rumah papan, namun jarang ditinggali.
Disebutkan, bocah ini sangat ingin bersekolah. Bahkan bocah itu sangat bersemangat belajar menulis dan berhitung.
Namun karena ibunya tidak punya inisiatif itu, ia tidak didaftarkan ke taman kanak-kanak atau PAUD. Hingga usia tujuh tahun, dia belum pernah mengenyam pendidikan.
Kisah bocah ini belakangan diketahui pihak pemerintah desa setempat. Perangkat desa setempat langsung bergerak cepat dan membujuk sang ibu.
Belum Memiliki Seragam Sekolah...
Pada akhirnya, ibunya mengizinkan. Akhirnya, bocah ini pun didaftarkan ke SD setempat pada Jumat (21/2/2025).
Sehari kemudian, Sabtu (22/2/2025), bocah ini mulai berangkat sekolah. Sehari-hari, dia diantarkan oleh saudara ibunya ke sekolah. Kebetulan rumahnya sebelahan.
Murianews.com berhasil menemui perempuan yang mengantar jemput bocah itu ke sekolahan, Senin (24/2/2025). Ia mengungkapkan, dirinya sebenarnya sudah mengurusi pendidikan anak dari saudaranya yang lain yang juga ODGJ.
”Ada tiga saudara yang ODGJ. Anak-anaknya mereka ini saya yang urus. Anak ini tidak saya daftarkan sekolah karena awalnya ibunya tidak boleh. Kemarin setelah ibunya boleh, dibujuk oleh perangkat desa, anak ini langsung saya daftarkan,” kata dia.
Karena sudah masuk pertengahan tahun ajaran baru, bocah ini pun sementara tidak memiliki seragam. Seragam barunya akan diberikan beberapa hari ke depan.
”Seragamnya dan alat tulis semuanya diurus Kades (kepala desa). Nanti akan dikasihkan,” kata dia.
Editor: Dani Agus