Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Wahyu Tri Darmawanto menjelaskan, untuk perbaikan tanggul tanahnya sudah rampung. Perbaikan yang sedang berjalan yakni penambahan bronjong.
”Info dari BBWSPJ (Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana), untuk tanggul tanah sudah selesai. Selanjutnya ditambahkan perkuatan di sisi luar dengan bronjong,” ujar dia, Rabu (5/3/2025).
”Untuk tanggul tanah yang kemarin jebol, sudah selesai. Saat ini di Baturagung (Gubug), perkuatan titik tanggul yang berpotensi rembes atau jebol,” tambahnya.
Seperti diketahui, setidaknya ada tiga titik tanggul Sungai Tuntang yang jebol yang mengakibatkan banjir besar beberapa pekan lalu.
Murianews, Grobogan – Perbaikan tanggul Sungai Tuntang yang jebol beberapa pekan lalu ternyata belum sepenuhnya rampung hingga kini. Sejumlah petugas masih berada di lokasi.
Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Wahyu Tri Darmawanto menjelaskan, untuk perbaikan tanggul tanahnya sudah rampung. Perbaikan yang sedang berjalan yakni penambahan bronjong.
”Info dari BBWSPJ (Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana), untuk tanggul tanah sudah selesai. Selanjutnya ditambahkan perkuatan di sisi luar dengan bronjong,” ujar dia, Rabu (5/3/2025).
Wahyu menambahkan, untuk penambalan tanggul jebol di titik lain yang berupa tanah sudah selesai sepenuhnya. Namun, untuk penguatan tanggul memang belum sepenuhnya selesai.
”Untuk tanggul tanah yang kemarin jebol, sudah selesai. Saat ini di Baturagung (Gubug), perkuatan titik tanggul yang berpotensi rembes atau jebol,” tambahnya.
Seperti diketahui, setidaknya ada tiga titik tanggul Sungai Tuntang yang jebol yang mengakibatkan banjir besar beberapa pekan lalu.
Ketiganya yakni di Desa Tinanding Kecamatan Godong yang berbatasan dengan Demak, kemudian di Desa Baturagung Kecamatan Gubug, dan Desa Papanrejo di Kecamatan Gubug pula.
Sempat Memutus Akses...
Adapun tanggul jebol di Tinanding mengakibatkan akses jalan Semarang-Purwodadi terputus hingga belasan jam. Sedangkan jebolan di Papanrejo membuat kereta api jurusan dari Semarang ke Stasiun Ngrombo Grobogan juga tidak beroperasi sekitar sepekan.
Meski begitu, jebolan tanggul dengan dampak terparah terjadi di Desa Baturagung. Belasan rumah hanyut dan puluhan rusak parah, dan sisanya rusak ringan.
Ratusan warga juga dipaksa mengungsi akibat banjir terparah dalam sejarah desa tersebut. Pembersihan lumpur di desa itu pun memakan waktu yang cukup lama karena volumenya cukup banyak.
Sejumlah warga bahkan sempat mencegah alat berat pergi dari desanya, karena perbaikan tanggul dianggap belum selesai sepenuhnya. Pada akhirnya, alat berat tetap di Baturagung sampai perbaikan tanggul benar-benar rampung.
Editor: Zulkifli Fahmi