Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Wahyu Tri Darmawanto menjelaskan, gunungan lumpur itu tak bisa diangkut saat itu.
Ia menyebut, meski tampak kering, namun di dalamnya kemungkinan masih basah. Pengangkutan pun rencananya dilakukan setelah lumpur benar-benar kering.
”Nanti kalau sudah benar-benar kering, baru diangkut. Kalau sekarang kan tidak bisa. Kalau diangkut pun perlu tempat kan, itu juga mesti dipikirkan,” ujar Wahyu, Jumat (14/2/2025).
”Untuk yang di gang-gang itu alat berat tidak bisa masuk. Makanya alat beratnya kita tarik setelah beberapa hari beroperasi,” imbuhnya.
”Sudah 80 persen dibersihkan, sisanya ya masyarakat setempat. Tinggal yang minor-minor. Jalan sudah bisa dilalui, saluran air juga sudah lancar,” kata dia.
Murianews, Grobogan – Gunungan lumpur sisa banjir Grobogan, Jawa Tengah di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug segera dibersihkan. Lumpur sisa banjir itu diketahui menggunung di sisi kanan dan kiri jalan.
Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Wahyu Tri Darmawanto menjelaskan, gunungan lumpur itu tak bisa diangkut saat itu.
Ia menyebut, meski tampak kering, namun di dalamnya kemungkinan masih basah. Pengangkutan pun rencananya dilakukan setelah lumpur benar-benar kering.
”Nanti kalau sudah benar-benar kering, baru diangkut. Kalau sekarang kan tidak bisa. Kalau diangkut pun perlu tempat kan, itu juga mesti dipikirkan,” ujar Wahyu, Jumat (14/2/2025).
Di samping itu, upaya pembersihan juga terkendala akses. Alat berat yang tersedia tak memungkinkan untuk masuk dan membersihkan di gang-gang kecil permukiman warga.
”Untuk yang di gang-gang itu alat berat tidak bisa masuk. Makanya alat beratnya kita tarik setelah beberapa hari beroperasi,” imbuhnya.
Meski demikian, pembersihan lumpur di Desa Baturagung secara keseluruhan sudah 80 persen. Menurutnya, sisanya akan dibersihkan masyarakat secara mandiri.
”Sudah 80 persen dibersihkan, sisanya ya masyarakat setempat. Tinggal yang minor-minor. Jalan sudah bisa dilalui, saluran air juga sudah lancar,” kata dia.
Tanggul Jebol...
Seperti diberitakan, Desa Baturagung menjadi titik terparah dari dampak tanggul Sungai Tuntang yang jebol, tiga pekan lalu. Puluhan rumah hanyut, puluhan rusak berat, dan ratusan rusak ringan tersapu banjir.
Adapun terkait penambalan tanggul jebol, Wahyu menyatakan telah mencapai 90 persen hingga Selasa (11/2/2025) lalu.
Dia menyatakan tanggul tidak akan dibangun secara beton. Dia menambahkan, tanggul tanah juga merupakan tanggul permanen. Namun, memang kekuatannya tidak sama dengan tanggul beton.
”Sebenarnya tanggul dari tanah juga permanen. Jangan berasumsi tanah tidak permanen. Memang usianya berbeda antara tanah dengan tanggul beton. Tanah itu konstruksi tanggulnya dipadatkan, dikuatkan dan perlu pencermatan lebih,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Wahyu mengungkapkan, untuk tanggul tanah harus di-monitoring selama beberapa tahun sekali. Hal itu untuk melihat adanya potensi kebocoran atau longsoran tanggul.
Editor: Zulkifli Fahmi