Sebanyak 125 peserta turut berpartisipasi dalam pameran yang memukau ini. Koleksi keris yang dipamerkan sangat beragam, mulai dari Kerajaan Singosari hingga Kerajaan Medang Kemulan.
Pameran ini dibagi dalam dua sesi khusus. Sesi pertama menampilkan keris-keris koleksi anggota paguyuban dari wilayah Grobogan. Sementara sesi kedua menghadirkan para kolektor dan pedagang atau pebursa tosan aji yang datang dari berbagai kota, seperti Solo, Jakarta, Bojonegoro, Tuban, Madura, Lombok, dan Palembang.
Ketua Panitia Pameran tersebut, Didik Budiharjo menerangkan, salah satu koleksi paling tua yang dipamerkan diyakini berasal dari masa Kerajaan Singosari. Ada juga keris yang diyakini berasal dari era Medang Kemulan.
”Tapi kaim tersebut belum bisa dilekatkan pada Grobogan karena kurangnya bukti literasi yang mendukung,” ujar dia.
Didik menjelaskan, secara umum keris dibedakan menjadi dua kategori, yaitu keris sepuh dan keris kamardikan.
Murianews, Grobogan – Gedung Serbaguna Dewi Sri, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menjadi pusat perhatian para pecinta dan pelestari tosan aji.
Sejak Jumat (11/4/2025) hingga Minggu (13/4/2025), ribuan keris dari berbagai penjuru daerah dipamerkan dalam acara Pameran dan Bursa Tosan Aji bertajuk ”Nggugah Pusaka Bumi Pepali”.
Sebanyak 125 peserta turut berpartisipasi dalam pameran yang memukau ini. Koleksi keris yang dipamerkan sangat beragam, mulai dari Kerajaan Singosari hingga Kerajaan Medang Kemulan.
Pameran ini dibagi dalam dua sesi khusus. Sesi pertama menampilkan keris-keris koleksi anggota paguyuban dari wilayah Grobogan. Sementara sesi kedua menghadirkan para kolektor dan pedagang atau pebursa tosan aji yang datang dari berbagai kota, seperti Solo, Jakarta, Bojonegoro, Tuban, Madura, Lombok, dan Palembang.
Ketua Panitia Pameran tersebut, Didik Budiharjo menerangkan, salah satu koleksi paling tua yang dipamerkan diyakini berasal dari masa Kerajaan Singosari. Ada juga keris yang diyakini berasal dari era Medang Kemulan.
”Tapi kaim tersebut belum bisa dilekatkan pada Grobogan karena kurangnya bukti literasi yang mendukung,” ujar dia.
Didik menjelaskan, secara umum keris dibedakan menjadi dua kategori, yaitu keris sepuh dan keris kamardikan.
Keris sepuh...
Keris sepuh adalah keris yang dibuat pada zaman kerajaan, hingga menjelang masa kemerdekaan. Sedangkan keris kamardikan merupakan hasil karya setelah Indonesia merdeka hingga masa kini.
”Perbedaan utama terletak pada material pembuatannya. Keris dari era kerajaan biasanya dibuat dari campuran besi, baja, dan meteorit. Sementara keris masa kini umumnya berbahan dasar nikel,” jelas dia.
Ia juga menambahkan, keris dari era Singosari dan Medang tergolong langka dan menjadi daya tarik utama dalam pameran tersebut. Keris-keris itu memiliki motif atau pamor yang beragam, seperti pamor satrio pinayungan, banyumili, dan bolorejo.
Didik mengatakan, pameran tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi ke-299 Kabupaten Grobogan. Setiap peserta membawa rata-rata 100 keris, sehingga total keris yang dipamerkan hampir mencapai belasan ribu.
”Tak hanya keris, acara ini juga menyuguhkan berbagai koleksi lain seperti cincin akik dan benda-benda pusaka lainnya,” imbuhnya.
Didik mengatakan, kegiatan tersebut didukung oleh berbagai komunitas seperti Oemah Keris Grobogan, Grobogan Bumi Pepali, dan Senapati Nusantara.
Didik menegaskan, tujuan utama dari pameran itu yakni untuk melestarikan keris sebagai warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO.
”Kami harap generasi muda dapat lebih menghargai dan menjaga warisan leluhur agar tidak diklaim oleh bangsa lain. Ini pusaka asli Indonesia, terutama dari Jawa. Sudah seharusnya kita yang menjaganya,” tandasnya.
Editor: Cholis Anwar