Sementara itu, Kepala Dusun setempat, Desa Pengkol, Puji Utomo mengatakan, memang bau yang menyengat dari limbah mengganggu warga. Namun, para pemilik selalu kooperatif untuk segera bertindak.
Dia pun berharap para pemilik lebih memperhatikan limbah yang ada. Sehingga, warga merasa nyaman dan tidak terganggu dengan keberadaan pemotongan dan kandang ayam.
”Saya harapannya dibuatkan semacam septic tank (ipal). Jadi limbahnya dialirkan di situ, nanti kalau penuh disedot WC. Mungkin tidak sampai Rp 500 ribu,” imbuhnya.
”Jika memang ada masalah antara warga dengan pemilik, sebaiknya diselesaikan bersama, dirembuk bareng. Kemudian soal aturan, dipelajari bersama, bagaimana baiknya,” katanya.
Murianews, Grobogan – Pemotongan ayam di Desa Pengkol, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah diprotes warga setempat.
Mereka mengeluhkan bau busuk yang keluar dari tempat itu. Kondisi ini menyebabkan banyak warga merasa tidak nyaman.
Menurut warga, pengelolaan limbah yang tidak baik mengakibatkan aliran air menjadi tercemar dan berpotensi menjadi sumber penyakit.
Terkait dengan kondisi itu, warga meminta pihak DLH segera mengecek lokasi usaha itu.
Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas DLH Grobogan Gunawan Widiyanto mengakui adanya keluhan tersebut.
Bahkan sudah ada laporan masuk. Namun, dia belum bisa memastikan kapan akan mengecek lokasi.
”Betul, baru siang ini disampaikan ke kami. Saya kabari untuk tindaklanjutnya,” kata dia, Rabu (16/4/2024).
Ada Dampak Positif...
Terkait laporan tersebut, pihaknya menyatakan akan bertindak objektif. Kedua belah akan dimintai keterangan secara berimbang.
”Kami akan objektif. Akan kami cek pekan depan, untuk melihat kondisi di lapangan. Apa pun, itu kan laporan, jadi harus ditindaklanjuti,” tambahnya.
Sementara itu, meski dilaporkan ke DLH setempat, namun sebagian warga lain merasakan adanya dampak positif dari kandang ayam dan pemotongan ayam tersebut. Sebab, banyak warga yang dipekerjakan.
”Banyak yang kerja di situ, sekitar 40 sampai 50-an kalau lagi panen,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Namun demikian, dia juga mengamini terkait bau yang ditimbulkan. Bau itu, menyengat sesuai arah angin.
”Baunya menyengat kalau arah angin ke pemukiman. Kalau tidak ya tidak bau,” imbuhnya.
Pemilik Selalu Kooperatif...
Sementara itu, Kepala Dusun setempat, Desa Pengkol, Puji Utomo mengatakan, memang bau yang menyengat dari limbah mengganggu warga. Namun, para pemilik selalu kooperatif untuk segera bertindak.
”Dulu pralon (pipa) di situ kecil, kalau bocor ya bau. Terus kami minta ganti yang besar, dan kemarin dipasang itu,” ujar dia.
Dia pun berharap para pemilik lebih memperhatikan limbah yang ada. Sehingga, warga merasa nyaman dan tidak terganggu dengan keberadaan pemotongan dan kandang ayam.
”Saya harapannya dibuatkan semacam septic tank (ipal). Jadi limbahnya dialirkan di situ, nanti kalau penuh disedot WC. Mungkin tidak sampai Rp 500 ribu,” imbuhnya.
Camat Penawangan Yunus Suryawan menambahkan, apabila ada persoalan agar dapat diselesaikan secara musyawarah. Kemudian, jika ada aturan tertentu yang harus ditaati, sebaiknya juga dipenuhi.
”Jika memang ada masalah antara warga dengan pemilik, sebaiknya diselesaikan bersama, dirembuk bareng. Kemudian soal aturan, dipelajari bersama, bagaimana baiknya,” katanya.
Editor: Zulkifli Fahmi
Catatan Redaksi: Berita ini telah mengalami penyuntingan ulang pada isi berita demi peningkatan kualitas berita.