Saat dihadirkan di Mapolres Jepara, DS masih terlihat terpukul dengan keadaan yang dihadapi. Matanya sembab. Suaranya lirih dan terbata-bata ketika ditanya wartawan.
DS menduga kehamilannya disebabkan hubungan layaknya suami istri dengan temannya di Banyumas. Bukan pacar, melainkan berawal dari teman curhat.
”Teman biasa. Di Banyumas,” ucap DS, Jumat (18/4/2025).
Dia mengaku tak tahu jika kehamilannya berlangsung sejak dia masih tinggal di Banyumas.
”Kalau (kehamilan) itu, tidak tahu,” kata dia.
Murianews, Jepara – DS (19), pelaku pembuang bayi di depan PT Waxinda, Desa Pendosawalan, Kecamatan Kalinyamat, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah ditangkap, Kamis (17/4/2025) malam.
Saat dihadirkan di Mapolres Jepara, DS masih terlihat terpukul dengan keadaan yang dihadapi. Matanya sembab. Suaranya lirih dan terbata-bata ketika ditanya wartawan.
Kepada Murianews.com, DS mengaku baru lima bulan hidup di Jepara. Dia bekerja di salah satu pabrik di Desa Pendosawalan.
DS menduga kehamilannya disebabkan hubungan layaknya suami istri dengan temannya di Banyumas. Bukan pacar, melainkan berawal dari teman curhat.
”Teman biasa. Di Banyumas,” ucap DS, Jumat (18/4/2025).
Dia mengaku tak tahu jika kehamilannya berlangsung sejak dia masih tinggal di Banyumas.
”Kalau (kehamilan) itu, tidak tahu,” kata dia.
Dia mengaku takut jika ada orang lain yang mengetahui kehamilan dan kelahiran bayi laki-laki tersebut.
Tak Dibantu Seorang Pun...
Ia pun kemudian berpikir untuk membuangnya setelah lahir, Rabu (16/4/2025) pukul 23.00 WIB di kos miliknya.
DS melahirkan bayinya dan memotong tali pusar anaknya sendiri dengan gunting. Tak ada seorang pun yang membantu persalinannya.
Setelah lahir, dia membungkus anaknya dengan sarung bantal dan menaruhnya di dalam kardus bekas air mineral. Bersama dengan itu, dia menuliskan sepucuk surat.
Tulisannya “Maaf ya belum bisa ngerawat kamu karena masih ngekos, makan aja susah. Tolong titipin ke Panti aja..”
"Yg mau ngerawat makasih ya. BTW anaknya cowo," tulis DS dalam surat itu.
DS kemudian membawa bayi tersebut ke depan gedung PT Waxinda yang baru dibangun itu. Lokasinya sekitar 50 meter dari kos-kosan tempat dia tinggal.
Saat lahir, belakangan diketahui bayi laki-laki yang dibuang itu dilahirkan saat usia kandungannya sudah 30 minggu atau 7,5 bulan.
Saat ditanya soal motifnya menulis surat itu, DS terdiam tanpa jawaban. Dia menundukkan kepala. Matanya berkaca-kaca. Tangisnya nyaris pecah.
Editor: Zulkifli Fahmi