Jumat, 21 November 2025

Suwirzan menambahkan, kegiatan tersebut bukan hanya sebagai acara budaya, tapi juga sebagai cara mempererat hubungan antarwarga.

”Kita ingin tradisi ini menjadi bagian dari identitas desa dan juga sebagai sarana pelestarian budaya lokal,” ujar dia.

Momen yang paling ditunggu, disebutnya yakni rebutan gunungan hasil bumi. Warga berebut berbagai hasil pertanian seperti sayur-sayuran, buah, dan palawija yang disusun menyerupai gunung.

Dia mengatakan, kegiatan tersebut juga diupayakan tetap selaras dengan nilai-nilai agama. Sebab, masyarakat yang mendapatkan hasil bumi tersebut diyakini membawa berkah.

Diungkapkannya, kerbau yang diarak dalam kirab itu kemudian disembelih pada keesokan harinya atau pada hari ini. Dagingnya dimasak dan dibagikan kepada warga untuk dimakan bersama.

”Itu menjadi puncak acara Mragat Kerbau, juga sekaligus bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi,” tandasnya.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler