Sementara itu, Bupati Grobogan Setyo Hadi menjelaskan, banjir yang terjadi pada pertengahan Mei 2025 merendam 439 rumah dan merusak 373 hektare sawah serta 15 hektare tembakau di Kecamatan Tegowanu. Tanaman padi yang masih berusia 25–30 hari terendam dan mengalami puso.
"Titik jebol di Sungai Renggong sudah selesai diperbaiki, dan beberapa tanggul kritis lainnya masih dalam proses,” jelas Bupati Grobogan.
Setyo Hadi menegaskan, Grobogan adalah daerah terluas kedua di Jawa Tengah dengan potensi pertanian mencapai 124 ribu hektare. Komoditas unggulannya meliputi padi, jagung, kedelai, bawang merah, pisang, tebu, dan tembakau.
"Bantuan ini bukan hanya dukungan moril, tapi harapan nyata bagi kami untuk bangkit demi ketahanan pangan dan kesejahteraan petani,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Defransisco Dasilva Tavares menambahkan, pemberian bantuan itu merupakan bagian dari langkah strategis nasional untuk meningkatkan produksi pangan. Sehingga Grobogan bisa pulih dan kembali bisa memproduksi padi.
"Swasembada pangan adalah bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo. Grobogan dan Demak jadi titik penting untuk penguatan produksi pertanian,” ujarnya.
Murianews, Grobogan – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin atau Gus Yasin menyalurkan bantuan penanganan sawah terdampak banjir di Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Kamis (3/7/2025). Bantuan itu meliputi benih padi dari Kementerian Pertanian sebanyak 13.625 kg untuk luas lahan 545 hektare.
Dalam kesempatan ini, bantuan benih padi diberikan kepada 16 kelompok tani di Grobogan, yang menjadi korban banjir Grobogan. Selain benih padi, ada pula bantuan mesin pompa air dan alat transplater dari Bank Indonesia untuk Kelompok Tani Ngudi Raharjo dan Kelompok Tani Ngudi Mulyo I. Kemudian bantuan 28 unit rumah burung hantu (Rubuha) untuk pengendalian hama bagi peningkatan produktivitas tanaman padi.
Gus Yasin menyebut, Grobogan merupakan kabupaten yang punya peran penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Karena Kabupaten Grobogan menjadi salah satu produsen padi unggulan di Jawa Tengah.
“Kabupaten ini menyumbang hampir 10 persen dari kontribusi pangan Jawa Tengah. Maka lahan pertanian yang sudah masuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus kita pertahankan. Tidak boleh dialihfungsikan,” kata dia di Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu.
Ditambahkan Gus Yasin, ke depan tantangan pangan semakin kompleks. Faktornya antara lain akibat perubahan iklim dan alih fungsi lahan. Hal ini harus benar-benar diantisipasi sejak awal.
“Panjenengan semua adalah pahlawan pangan Indonesia. Maka menjaga lahan dan hasil panen adalah bagian dari perjuangan kita bersama,” ujarnya.
Disebutnya, Grobogan perlahan bangkit usai dilanda banjir yang merusak ratusan hektare lahan pertanian. Pemprov Jateng menggandeng pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, serta Bank Indonesia turun tangan, sekuat tenaga megatasi dampaknya.
Bupati Grobogan...
Sementara itu, Bupati Grobogan Setyo Hadi menjelaskan, banjir yang terjadi pada pertengahan Mei 2025 merendam 439 rumah dan merusak 373 hektare sawah serta 15 hektare tembakau di Kecamatan Tegowanu. Tanaman padi yang masih berusia 25–30 hari terendam dan mengalami puso.
"Titik jebol di Sungai Renggong sudah selesai diperbaiki, dan beberapa tanggul kritis lainnya masih dalam proses,” jelas Bupati Grobogan.
Setyo Hadi menegaskan, Grobogan adalah daerah terluas kedua di Jawa Tengah dengan potensi pertanian mencapai 124 ribu hektare. Komoditas unggulannya meliputi padi, jagung, kedelai, bawang merah, pisang, tebu, dan tembakau.
"Bantuan ini bukan hanya dukungan moril, tapi harapan nyata bagi kami untuk bangkit demi ketahanan pangan dan kesejahteraan petani,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Defransisco Dasilva Tavares menambahkan, pemberian bantuan itu merupakan bagian dari langkah strategis nasional untuk meningkatkan produksi pangan. Sehingga Grobogan bisa pulih dan kembali bisa memproduksi padi.
"Swasembada pangan adalah bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo. Grobogan dan Demak jadi titik penting untuk penguatan produksi pertanian,” ujarnya.
Editor: Budi Santoso