”Kami siap melangkah lebih solid untuk memperjuangkan hak-hak guru di Grobogan,” ujarnya, didampingi Sekretaris PGSI Jateng Nasichin.
Dijelaskannya, pihaknya akan terus melakukan penguatan kapasitas dan kompetensi guru melalui pelatihan berkelanjutan.
”Kami juga terus melakukan pengembangan sistem informasi dan data keanggotaan yang terintegrasi,” kata dia.
Murianews, Grobogan – Guru swasta dan honorer yang tergabung dalam Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) Grobogan didorong untuk bersatu dan kompak memperjuangkan kesejahteraan.
Pembina PGSI Grobogan Mansata Indah Maratona menyatakan, seiring dengan hal itu para guru tersebut juga diminta terus meningkatkan profesionalisme.
Ia menekankan, guru harus menjadi agen perubahan sosial dan pendidikan. Selain itu juga menjadikan PGSI sebagai rumah besar bagi guru swasta dan honorer untuk memperjuangkan hak-haknya.
”PGSI harus menjadi wadah perjuangan bersama bagi para guru swasta dan honorer agar lebih berdaya dan sejahtera,” ujar Mansata, Senin (14/7/2025).
Ketua Komisi D DPRD Grobogan itu menambahkan, pihaknya terus menekankan hal itu, terutama usai digelarnya pelantikan dan Rapat Kerja Tahun 2025 yang digelar di DPRD Grobogan baru-baru ini.
Sementara itu, Ketua PW PGSI Jawa Tengah Muh Zen Adv menyatakan, dunia pendidikan saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ada banyak problem yang harus segera dituntaskan mulai dari pencairan BOS hingga kesejahteraan guru di bawah UMR.
”Kesejahteraan guru, BOS untuk madrasah sering kali terlambat, dan masih banyak lainnya. Semua itu membutuhkan perjuangan teman teman PGSI di seluruh Indonesia,” katanya.
Adapun Ketua PD PGSI Grobogan Wawan Setiawan menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus menguatkan langkah organisasi ke depan. Tentu dengan tujuan utama memajukan kualitas pendidikan.
Penguatan Kompetensi Guru...
”Kami siap melangkah lebih solid untuk memperjuangkan hak-hak guru di Grobogan,” ujarnya, didampingi Sekretaris PGSI Jateng Nasichin.
Dijelaskannya, pihaknya akan terus melakukan penguatan kapasitas dan kompetensi guru melalui pelatihan berkelanjutan.
Kemudian advokasi dan pendampingan terkait inpassing dan tunjangan profesi. Selain itu juga kemitraan strategis dengan Dinas Pendidikan setempat dan lembaga pendidikan lainnya.
”Kami juga terus melakukan pengembangan sistem informasi dan data keanggotaan yang terintegrasi,” kata dia.
Editor: Dani Agus