Ternyata, ada fakta mengejutkan di balik fenomena alam gunung lumpur di tengah persawahan warga itu.
Menurut Karno, pemilik sawah tepat di samping gunungan lumpur itu, Bledug Kramesan sudah ada sejak dirinya kecil. Ia mengaku tak tahu pasti kapan gunungan setinggi 15 meter itu mulai muncul.
”Sudah sejak nenek moyang adanya. Saya sejak kecil ini sudah ada. Sebenarnya dari tahun ke tahun tambah tinggi, tapi sedikit-sedikit. Ini tingginya kira-kira 15 meter," ujarnya, Senin (4/8/2025).
Karno mengungkapkan, saat Bledug Kramesan tambah tinggi cukup signifikan, kemudian ada bagian yang ambrol.
”Itu kemarin habis ambrol, di sisi sana bagian barat. Baru seminggu yang lalu. Jadi setahu saya tidak pernah sangat tinggi, ya sekitar segitu tingginya,” kata dia.
Ada hal mengejutkan lain yang dibeberkan Karno. Menurutnya, saat Bledug Kramesan memuntahkan lumpur banyak maka hal itu bertanda akan terjadi hujan besar.
Murianews, Grobogan – Bledug Kramesan atau Ngramesan di Dusun Medang, Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, hangat dibicarakan dalam beberapa waktu terakhir.
Ternyata, ada fakta mengejutkan di balik fenomena alam gunung lumpur di tengah persawahan warga itu.
Menurut Karno, pemilik sawah tepat di samping gunungan lumpur itu, Bledug Kramesan sudah ada sejak dirinya kecil. Ia mengaku tak tahu pasti kapan gunungan setinggi 15 meter itu mulai muncul.
”Sudah sejak nenek moyang adanya. Saya sejak kecil ini sudah ada. Sebenarnya dari tahun ke tahun tambah tinggi, tapi sedikit-sedikit. Ini tingginya kira-kira 15 meter," ujarnya, Senin (4/8/2025).
Karno mengungkapkan, saat Bledug Kramesan tambah tinggi cukup signifikan, kemudian ada bagian yang ambrol.
Hal itu seperti yang terjadi baru-baru ini. Bagian barat gunungan lumpur itu ambrol. Tampak muntahan lumpur yang telah kering di sekitarnya.
”Itu kemarin habis ambrol, di sisi sana bagian barat. Baru seminggu yang lalu. Jadi setahu saya tidak pernah sangat tinggi, ya sekitar segitu tingginya,” kata dia.
Ada hal mengejutkan lain yang dibeberkan Karno. Menurutnya, saat Bledug Kramesan memuntahkan lumpur banyak maka hal itu bertanda akan terjadi hujan besar.
Tanahnya Masih Subur...
”Kalau itu keluar lumpur banyak, sorenya atau besoknya langsung hujan deras. Selalu seperti itu,” kata dia.
Ia mengungkapkan, meski fenomenanya mirip dengan Bledug Kuwu, namun ada perbedaan cukup mendasar. Di sekitaran Bledug Kramesan tanahnya subur, berbeda dengan Bledug Kuwu.
”Di sini tanahnya subur, bisa ditanami padi. Kalau di Kuwu kan tidak bisa,” ujar dia.
Untuk diketahui, mencapai titik Bledug Kramesan harus dengan berjalan kaki. Apalagi bila dari Desa Kalangdosari, Ngaringan.
Dari titik terakhir yang bisa dilalui kendaraan roda dua, pengunjung harus berjalan melewati pematang sawah hingga sekitar 500 meter. Tentu, kondisi itu akan merepotkan bila musim hujan, karena becek.
Editor: Dani Agus