”Kami berharap semangat kolaborasi antara KAI, komunitas, dan masyarakat dapat terus terjaga,” tegasnya.
Dipaparkannya, jalur KA Tanggung–Semarang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda melalui perusahaan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dan mulai beroperasi pada 10 Agustus 1867.
Jalur tersebut menjadi yang pertama di Indonesia dengan tujuan mengangkut hasil bumi seperti gula, kopi, dan tembakau. Sebagian besar hasil itu dari sistem tanam paksa. Hasil bumi itu diangkut ke pelabuhan di Semarang untuk diekspor.
Franoto memaparkan, Stasiun Tanggung yang hingga kini masih aktif menjadi saksi bisu perkembangan awal perkeretaapian di tanah air dan menyimpan nilai sejarah penting bagi transportasi rel di Indonesia.
”Kami berharap peringatan ini tidak sekadar mengenang masa lalu, tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah bangsa,” tutup Franoto.
Murianews, Grobogan – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 4 Semarang bersama komunitas pecinta kereta api menggelar peringatan 158 tahun jalur kereta api pertama di Indonesia.
Kegiatan itu dilakukan di Stasiun Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (10/8/2025) yang merupakan salah satu stasiun tua di Indonesia.
Dalam peringatan itu, PT KAI Daop 4 Semarang menggelar sejumlah kegiatan seperti penanaman pohon, pengecatan monumen roda dan sayap.
Kemudian, mereka juga menggelar sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang dan aksi bersih-bersih stasiun dan lingkungan sekitar.
Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, menyebutkan penanaman pohon itu menjadi simbol jalur KA Tanggung-Semarang pada masanya merupakan andalan untuk mengangkut hasil bumi menuju pelabuhan agar dapat diekspor melalui moda kapal.
”Pengecatan monumen, sosialisasi keselamatan, dan bersih-bersih adalah wujud kepedulian kami dalam merawat peninggalan sejarah sekaligus menciptakan lingkungan perkeretaapian yang bersih, nyaman, dan selamat,” ujar Franoto.
Ia menambahkan, total ada 45 peserta dari berbagai elemen yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Seluruhnya bergotong royong, mencerminkan nilai kebersamaan dan kekompakan dalam menjaga warisan sejarah.
Franoto menilai, momen ini sangat tepat digelar di bulan Kemerdekaan Republik Indonesia untuk menumbuhkan semangat gotong royong, kebersamaan, dan kepedulian terhadap sejarah.
Angkut Hasil Bumi...
”Kami berharap semangat kolaborasi antara KAI, komunitas, dan masyarakat dapat terus terjaga,” tegasnya.
Dipaparkannya, jalur KA Tanggung–Semarang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda melalui perusahaan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dan mulai beroperasi pada 10 Agustus 1867.
Jalur tersebut menjadi yang pertama di Indonesia dengan tujuan mengangkut hasil bumi seperti gula, kopi, dan tembakau. Sebagian besar hasil itu dari sistem tanam paksa. Hasil bumi itu diangkut ke pelabuhan di Semarang untuk diekspor.
Franoto memaparkan, Stasiun Tanggung yang hingga kini masih aktif menjadi saksi bisu perkembangan awal perkeretaapian di tanah air dan menyimpan nilai sejarah penting bagi transportasi rel di Indonesia.
”Kami berharap peringatan ini tidak sekadar mengenang masa lalu, tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah bangsa,” tutup Franoto.
Editor: Zulkifli Fahmi