Hal itu disampaikan terkait adanya daerah sebelah Grobogan, yakni Kota Surakarta yang saat ini masuk dalam daftar darurat campak.
Meski demikian, pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat untuk terus memantau perkembangan kesehatan putra-putrinya.
”Sampai saat ini, belum ada temuan kasus suspek campak di Grobogan, masih aman. Fokus kita kali ini pada BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang dilaksanakan bulan Agustus 2025 ini,” ujar dia, Rabu (27/8/2025).
Djatmiko pun mengingatkan masyarakat untuk lebih memahami bagaimana mendeteksi campak pada anak. Dijelaskannya, campak merupakan penyakit akibat infeksi virus yang ditandai dengan demam, sakit tenggorokan, dan ruam di seluruh tubuh.
”Infeksi virus berawal dari saluran pernapasan yang kemudian menular melalui percikan air liur,” imbuhnya.
”Keduanya sama-sama dicegah dengan vaksin MMR dan itu seperti yang kita berikan kepada pelajar kelas 1 tingkat SD dan sederajat dalam program BIAS 2025 tahap pertama,” jelasnya.
Murianews, Grobogan – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Grobogan Djatmiko menyatakan hingga kini belum ada kasus suspek campak di wilayahnya sejak awal tahun.
Hal itu disampaikan terkait adanya daerah sebelah Grobogan, yakni Kota Surakarta yang saat ini masuk dalam daftar darurat campak.
Meski demikian, pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat untuk terus memantau perkembangan kesehatan putra-putrinya.
”Sampai saat ini, belum ada temuan kasus suspek campak di Grobogan, masih aman. Fokus kita kali ini pada BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang dilaksanakan bulan Agustus 2025 ini,” ujar dia, Rabu (27/8/2025).
Djatmiko pun mengingatkan masyarakat untuk lebih memahami bagaimana mendeteksi campak pada anak. Dijelaskannya, campak merupakan penyakit akibat infeksi virus yang ditandai dengan demam, sakit tenggorokan, dan ruam di seluruh tubuh.
”Infeksi virus berawal dari saluran pernapasan yang kemudian menular melalui percikan air liur,” imbuhnya.
Dijelaskannya, gejala campak tersebut mirip dengan rubella. Perbedaannya, ruam pada campak bisa bertahan selama 5-7 hari, sementara ruam rubella berlangsung selama 1-3 hari.
”Keduanya sama-sama dicegah dengan vaksin MMR dan itu seperti yang kita berikan kepada pelajar kelas 1 tingkat SD dan sederajat dalam program BIAS 2025 tahap pertama,” jelasnya.
Vaksin Campak dan MMR...
Lebih lanjut, ia memaparkan, seseorang bisa terkena campak ketika menyentuh mulut atau hidungnya. Yakni setelah memegang benda yang terkontaminasi penderita campak.
Djatmiko menyatakan, penderita yang bisa terpapar penyakit tersebut adalah mereka yang belum cukup umur untuk menerima vaksin. Atau, mereka yang sudah cukup umur tetapi belum menerima vaksin campak dan MMR secara lengkap.
”Bagi yang tinggal bersama atau merawat orang yang terinfeksi campak akan mudah terpapar. Begitu juga yang memiliki tubuh lemah akibat kondisi kesehatan tertentu,” bebernya.
Karenanya, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya orang tua untuk segera melengkapi imunisasi campak ke anak. Imunisasi bisa dilakukan di posyandu maupun puskesmas terdekat.
Editor: Dani Agus