Naura berharap agar Lokakarya ini menjadi awal dari budaya organisasi PPI yang inklusif, adaptif, dan terus bertumbuh.
Ia juga menegaskan esensi PPI bukan hanya sebagai wadah organisasi, tetapi juga sebagai rumah yang menguatkan, mendukung perkembangan, dan membuka jalan bagi para pelajar Indonesia di Turki untuk terus berdaya dan berkarya.
Murianews, Ankara – Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki sukses menyelenggarakan Lokakarya 2025 selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (26-27/04/2025), bertempat di Gedung Indonesian Community Center (ICC), Ankara.
Acara ini menjadi wadah penting bagi perwakilan PPI dari berbagai wilayah di seluruh Turki untuk berkumpul, berdiskusi, dan menyusun langkah strategis organisasi ke depan.
Lokakarya 2025 ini mengusung tema ”Solve Together and Grow Stronger”, yang mencerminkan semangat kebersamaan dan kolaborasi dalam menghadapi berbagai tantangan.
Selain dihadiri oleh para pengurus PPI wilayah, acara ini juga dihadiri oleh tamu undangan terhormat, termasuk Atase Pertahanan (ATHAN) Republik Indonesia untuk Turki, Kolonel Ctp Adi Maryady.
Ketua pelaksana lokakarya PPI Turki 2025, Viqhuari Aufa Tiora, dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar forum diskusi ini dapat menghasilkan bekal yang bermanfaat bagi seluruh pengurus dalam menjalankan organisasi selama satu periode mendatang.
Senada dengan itu, Ketua Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) PPI Turki 2025, Widya Alya Rifa, menekankan pentingnya pemikiran kritis dan logis dalam menyelesaikan berbagai persoalan organisasi.
Ia menuturkan para perwakilan wilayah hadir dengan membawa berbagai keresahan, yang kemudian didiskusikan bersama hingga menghasilkan sejumlah poin solusi yang dapat disinergikan.
”Harapannya semoga solusi atau poin yang dihasilkan dari Lokakarya kemarin bisa bermanfaat untuk PPI wilayah, dan sejatinya PPI Turki itu ada untuk membersamai PPI wilayah,” ujarnya.
Piagam Ankara...
Salah satu agenda utama dalam Lokakarya ini adalah penyusunan Piagam Ankara PPI Turki 2025-2026. Dokumen ini berfokus pada solusi konkret untuk berbagai tantangan yang dihadapi oleh pelajar Indonesia di Turki.
Piagam Ankara ini diharapkan menjadi landasan pembaruan budaya organisasi PPI Turki, dengan lima pilar utama yang meliputi pemahaman advokasi dan pencegahan, penyatuan strategi pelatihan anggota, hingga penguatan kolaborasi antar-PPI wilayah dalam pengembangan akademik.
”Selain itu juga memperkuat peran PPI Turki di tengah masyarakat, serta menyiapkan generasi diaspora unggul melalui program Path to Success,” terangnya.
Ketua PPI Turki 2025, Naura Arifa, dalam sambutannya menekankan bahwa hasil Lokakarya tidak boleh berhenti hanya di ruang diskusi.
Ia mendorong seluruh peserta untuk melanjutkan aksi dan menerapkan hasil diskusi secara konsisten di wilayah masing-masing.
Baginya, perubahan yang diharapkan dapat dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan secara berkelanjutan.
“Lima topik yang kita bahas—Akademik, Advokasi, Kaderisasi, Path to Success, dan Connecting Turki—bukan sekadar agenda diskusi. Semuanya merupakan simpul dari satu benang merah: transformasi kultur PPI. Budaya baru ini kami bangun untuk memberdayakan diri, berkarya untuk komunitas, dan berjejaring demi masa depan,” jelas Naura.
Wadah Organisasi...
Naura berharap agar Lokakarya ini menjadi awal dari budaya organisasi PPI yang inklusif, adaptif, dan terus bertumbuh.
Ia juga menegaskan esensi PPI bukan hanya sebagai wadah organisasi, tetapi juga sebagai rumah yang menguatkan, mendukung perkembangan, dan membuka jalan bagi para pelajar Indonesia di Turki untuk terus berdaya dan berkarya.