Rabu, 19 November 2025


Mbah Cungkrung dipercaya masyarakat setempat sebagai penyebar agama Islam periode awal di Kabupaten Pati. Itu dibuktikan dengan usia makam Mbah Cungkrung yang terletak di selatan Masjid Baiturrohim, Dukuh Gambiran, Desa Sukoharjo.

Ketua Yayasan Baiturrohim, Amal Hamzah mengatakan makamnya diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16. Ini juga diperkuat dengan keberadaan Masjid Baiturrohim yang diyakini dibangun Mbah Cungkrung dan menjadi masjid tertua di Kabupaten Pati.

Baca: 1 April Jembatan Juwana Pati Bakal Diuji Coba

’’Ia merupakan murid Sunan Muria yang menyebar agama Islam di daerah tersebut. Beliau diperkirakan hidup sekitar 1500-an hingga awal 1600-an. Dia dipercaya sebagai murid Sunan Muria yang wafat pada tahun 1547 M,’’ ujar Amal yang juga sejarawan ini.

Bukti Mbah Cungkrung merupakan Sunan Muria adalah ajaran yang dikembangkan persis dengan gurunya, yakni ilmu tasawuf.

Nama Cungkrung sendiri juga bukan nama aslinya. Nama itu merupakan julukannya lantaran sering melakukan ibadah malam hari. Ia sering tahajud di sepertiga malam.

’’Orang tasawuf itu kan sukanya sujud. Lha, sujud itu nama lainnya jungkruk atau jungkrung. Nama Mbah Cungkrung dari sana. Nama aslinya belum diketahui hingga saat ini,’’ ujar dia.

Silsilah keturunannya juga belum diketahui hingga saat ini. Meskipun demikian, masyarakat asli Gambiran percaya, mereka merupakan keturunan Mbah Cungkrung.Masyarakat menyelipkan nama Mbah Cungkrung di setiap doa. Seperti tahlilan dan sebagainya. ’’Mbah Cangkrung dipercaya masyarakat sebagai nenek moyangnya orang Gambiran,’’ kata dia.Baca: Tuntut Ringan Penipuan Miliaran Rupiah, Ini Kata Kejari PatiPada abad 16 hingga pertengahan abad ke 19, Gambiran diyakini merupakan pusat kota. Anak-cucu Mbah Cangkrung menetap dan beranak pinak di Gambiran. Wilayah itu pun ramai dan menjadi pusat penyebaran Islam di Kabupaten Pati.Hingga akhirnya, Kolonial Belanda mendirikan Masjid Agung Baitunnur di barat Alun-Alun Pati pada tahun 1845 M. Itu membuat wilayah Gambiran jadi sepi. Meski demikian, masih ada beberapa anak-cucunya yang menetap di sana hingga kini.’’Saat itu, imamnya (Masjid Gambiran) juga diboyong di sana. Ini membuat wilayah di Gambiran menjadi sepi,’’ ungkap pensiunan guru sejarah SMAN 1 Pati ini. Editor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler