Kekeringan di Pati Meluas, 58 Desa Terdampak
Umar Hanafi
Jumat, 25 Agustus 2023 17:05:00
Murianews, Pati – Kekeringan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, meluas. Sebanyak 58 desa di Bumi Mina Tani mengalami kekeringan ekstrem di akhir Agustus 2023 ini.
Desa-desa itu tersebar di tujuh kecamatan, yakni, Kecamatan Jaken, Jakenan, Winong, Pucakwangi, Gabus, Tambakromo dan Kayen. Jumlah itu pun dimungkinkan bakal bertambah.
Ketua BPBD Pati Martinus Budi Prasetya, mengungkapkan berdasarkan kajian risiko bencana, secara kumulatif ada 194 desa dari 11 kecamatan yang terdampak kekeringan.
’’Yang paling parah di wilayah Kecamatan Jaken, Jakenan, Winong, Pucakwangi, Gabus, Tambakromo dan Kayen. Sangat dimungkinkan akan berkembang ke Kecamatan Juwana dan Batangan,’’ ujarnya Martinus, Jumat (25/8/2023).
Martinus mengungkapkan, kekeringan tahun ini diperkirakan lebih parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ia menyebut perkiraan itu terjadi akibat fenomena El Nino.
Martinus mengimbau pada masyarakat untuk bersiap dengan kemungkinan kemarau yang lebih parah dan lama.
’’Sesuai perkiraan dari BMKG, jika puncak musim kemarau di bulan Agustus dan September. Tahun ini akan lebih lama, seperti pada tahun 2019,’’ kata Martinus.
Penanganan yang dilakukan BPBD Pati yakni dengan mendistribusikan bantuan air bersih pada warga terdampak. Setiap harinya ada lima sampai enam tangki air bersih dengan kapasitas antara 4.000 – 5.000 liter per tangki yang disalurkan.
’’Makin banyak desa yang membutuhkan bantuan, ada puluhan desa yang sudah kita layani. Setiap hari kita kirimkan lima hingga enam tanki air bersih ke daerah terdampak,’’ jelas dia.
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Pati, Lazisnu Pati, Lazismu, CSR perusahaan hingga relawan lainnya.
’’Biasanya pagi kita kirim dan siang kita kirim lagi. Kita juga bekerjasama dengan PMI, kelompok relawan dan CSR perusahaan untuk membantu kekeringan wilayah Pati,’’ pungkas dia.
Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Pati – Kekeringan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, meluas. Sebanyak 58 desa di Bumi Mina Tani mengalami kekeringan ekstrem di akhir Agustus 2023 ini.
Desa-desa itu tersebar di tujuh kecamatan, yakni, Kecamatan Jaken, Jakenan, Winong, Pucakwangi, Gabus, Tambakromo dan Kayen. Jumlah itu pun dimungkinkan bakal bertambah.
Ketua BPBD Pati Martinus Budi Prasetya, mengungkapkan berdasarkan kajian risiko bencana, secara kumulatif ada 194 desa dari 11 kecamatan yang terdampak kekeringan.
’’Yang paling parah di wilayah Kecamatan Jaken, Jakenan, Winong, Pucakwangi, Gabus, Tambakromo dan Kayen. Sangat dimungkinkan akan berkembang ke Kecamatan Juwana dan Batangan,’’ ujarnya Martinus, Jumat (25/8/2023).
Martinus mengungkapkan, kekeringan tahun ini diperkirakan lebih parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ia menyebut perkiraan itu terjadi akibat fenomena El Nino.
Martinus mengimbau pada masyarakat untuk bersiap dengan kemungkinan kemarau yang lebih parah dan lama.
’’Sesuai perkiraan dari BMKG, jika puncak musim kemarau di bulan Agustus dan September. Tahun ini akan lebih lama, seperti pada tahun 2019,’’ kata Martinus.
Penanganan yang dilakukan BPBD Pati yakni dengan mendistribusikan bantuan air bersih pada warga terdampak. Setiap harinya ada lima sampai enam tangki air bersih dengan kapasitas antara 4.000 – 5.000 liter per tangki yang disalurkan.
’’Makin banyak desa yang membutuhkan bantuan, ada puluhan desa yang sudah kita layani. Setiap hari kita kirimkan lima hingga enam tanki air bersih ke daerah terdampak,’’ jelas dia.
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Pati, Lazisnu Pati, Lazismu, CSR perusahaan hingga relawan lainnya.
’’Biasanya pagi kita kirim dan siang kita kirim lagi. Kita juga bekerjasama dengan PMI, kelompok relawan dan CSR perusahaan untuk membantu kekeringan wilayah Pati,’’ pungkas dia.
Editor: Zulkifli Fahmi