Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Kekeringan ekstrem di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terus meluas. Hingga Kamis (12/10/2023) kemarin, lebih dari 131 ribu jiwa warga Bumi Mina membutuhkan bantuan air bersih. 

Hal ini berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati. Seratusan ribu jiwa itu berada di 80 desa yang tersebar di sepuluh kecamatan. 

”Sebanyak 131.261 jiwa di Kabupaten Pati terdampak kekeringan hingga 12 Oktober kemarin. Mereka tersebar di 10 kecamatan,” ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya, Jumat (13/10/2023). 

Kesepuluh kecamatan itu yakni, Kecamatan Jaken, Jakenan, Winong, Tambakromo, Gabus, Kayen, Sukolilo, Batangan, Kecamatan Pucakwang dan Kecamatan Tayu. 

”Kurang lebih 80 desa di Kabupaten Pati sudah mengalami kekeringan. Kita upayakan terus melakukan dropping air bersih,” kata Martinus. 

Data ini lebih tinggi daripada akhir September 2023 lalu. Pada saat ini sekitar 100 ribu jiwa warga Kabupaten Pati terdampak kekeringan. Mereka tersebar di 70 desa di 10 kecamatan. 

Sementara itu, berdasarkan data relawan kekeringan di Kabupaten Pati sudah meluas hingga 84 desa yang tersebar di 12 kecamatan. Selain sepuluh kecamatan yang disebut BPBD Kabupaten Pati, Kecamatan Trangkil dan Margorejo juga ikut terdampak. 

Kekeringan di Kabupaten Pati ini terjadi sejak bulan Juli 2023 lalu. Kemarau panjang membuat sumber air di puluhan desa mengering. Sejumlah warga bahkan terpaksa membeli air galon untuk mandi dan kebatuhan rumah tangga mereka. 

Selain menimpa warga, kekeringan juga membuat sebanyak 57 ribu sawah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengering pada musim kemarau ini. Sejumlah petani Pati tak bisa tanam hingga gagal panen pada musim tanam ketiga ini. 

”Sawah luasannya cukup luas. Ada 57 ribu hektare. Sumber air banyak yang mati termasuk Pamsimas,” kata Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro. 

 

Editor: Supriyadi

Komentar

Terpopuler