Murianews, Pati – Harga ikan nila salin di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng) meroket saat musim kemarau ini. Salah satu ikan andalan Bumi Mina Tani ini harganya mencapai Rp 24.000 per kilogram.
Para petani tambak menyebut jika harga itu dinilai sebagai harga tertinggi selama setahun belakangan. Mengingat tiga bulan terakhir harga ikan mereka hanya dihargai Rp 18.000 per kilogramnya.
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Murya Desa Tunggulsari Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Suwondo (36) menyebut harga ikan salin saat ini memang kabar bagus.
Mereka merasa senang menikmati harga tertinggi setelah mengalami keterpurukan pada Agustus lalu. Pada bulan Agustus itu, harga nila salin terjun bebas ke angka Rp 18 ribu per kg.
”Pada bulan Juli-Agustus harganya jelek. Di bawah harga normal. Normalnya Rp 22 ribu per kg. Kalau kemarau (Juli-Agustus) turun jadi Rp 18 ribu per kg. Alhamdulillah bulan ini naik jadi Rp 24 ribu per kg,” ujar dia, Kamis (2/10/2023).
Namun para petambak, lanjut Suwondo tidak dapat menikmati keuntungan lebih. Kondisi ini lantaran jumlah ikan di tambak terpaksa dikurangi dari kuota semestinya ketika musim kemarau datang.
”Kalau dihitung-hitung hasilnya tetap sama saja. Baik musim hujan maupun kemarau,” terang Suwondo.
Pengurangan penyebaran benih ikan lantaran karakteristik ikan nila salin yang tidak dapat bertahan hidup dengan kadar garam tinggi. Kondisi ini mendorong para petambak memberi porsi air tawar jauh lebih banyak dibandingkan air asin.
Sementara kekeringan yang melanda Kabupaten Pati memaksa para petani tambak harus berhemat air tawar. Lantaran di pemukiman penduduk sekitar tambah persedian air sudah kian menipis.
”Seandainya kami memaksa budidaya dengan jumlah yang sama otomatis di pemukiman tidak air untuk mandi. Kami, ya harus kompromi,” kata Suwondo.
Editor: Cholis Anwar



