Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Ribuan hektare lahan pertanian yang tersebar di 52 desa di Kabupaten Pati terendam banjir sejak beberapa hari lalu. Para petani pun mengalami kerugian ratusan juta rupiah. 

Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati mencatat, hingga Senin (18/3/2024) ribuan hektare lahan pertanian yang terendam banjir terletak di sembilan kecamatan. Yakni, Kecamatan Gabus, Kayen, Juwana, Dukuhseti, Jakenan, Winong, Pati, Sukolilo dan Wedarijaksa.

”Ini memang ada 9 kecamatan, kemudian ada 52 desa yang lahannya terkena banjir. Berbeda dengan rumah,” ujar Kepala Dispertan Pati Niken Tri Meiningrum, Senin (18/3/2024).

Luas lahan pertanian yang terendam banjir terbagi menjadi lahan pertanian padi, jagung dan bawang merah. Untuk lahan pertanian padi yang terendam banjir sendiri seluas 6.955,4 hektare, lahan pertanian jagung seluas 153,1 hektaree dan lahan pertanian bawang merah seluas 20 hektare.

Kendati demikian, ia mengungkapkan untuk tanaman padi yang terendam banjir belum bisa dinyatakan puso. Mengingat, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk bisa dinyatakan puso atau gagal panen. 

”Yang bisa dikatakan puso jika umur tanaman sudah 60 hari. Kalau yang masih persemaian belum bisa dinyatakan puso. Tingkat kerusakannya juga seperti apa, nanti yang menyatakan dari petugas pengamat PUPT namanya,” jelasnya.

Saat ini, lanjut dia, pihaknya masih memonitoring jangka waktu tanaman padi yang terendam banjir. Setelah itu, baru kemudian bisa menentukan berapa luas tanaman padi yang puso.

”Kami masih menunggu lamanya terendam tanaman. Biasanya mungkin dia hanya setengah, umur tanamannya sudah 85-90 hari, mungkin masih bisa bertahan,” jelasnya.

Ia menyebut, umur tanaman padi yang terendam banjir di Pati tergantung wilayahnya. Ada yang baru berusia 15 hari dan ada juga yang sudah waktunya panen. Sehingga, ketinggian air yang menggenangi padi bervariasi. 

”Bervariasi, ada yang sampai tenggelam dan separuh. Tapi kalau yang Kecamatan Jakenan dan Gabus itu parah, tanamannya mungkin tidak kelihatan,” katanya.

Untuk meringankan beban petani yang terendam banjir, pihaknya berupaya mengusulkan bantuan benih padi.

”Kami akan mengusulkan benih dari pusat, bisanya nanti kami usulkan itu untuk mendapatkan bantuan,” harap dia. 

Sementara itu, salah satu petani di Desa Karangrowo, Kecamatan Jakenan, Parno (52) mengeluh, tanaman padi miliknya yang baru berumur 35 hari terendam banjir.

”Baru selapan umurnya, waktunya memberi Urea tapi ini sudah terendam banjir,” tandas dia. 

Editor: Supriyadi

 

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler