Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Sejumlah guru di Kabupaten Pati mempunyai cerita inspiratif dan penuh perjuangan sebelum menjadi aparatur sipil negara (ASN). Mereka harus rela mengabdi menjadi guru honorer selama 19 tahun sebelum diangkat jadi PPPK.

Ratusan guru honorer di Kabupaten Pati tampak sempringah usai menerima SK pengangkatan PPPK di Pendapa Pati, Selasa (26/3/2024). Perjuangan mereka belasan tahun diganjar dengan status ASN.

Salah satu guru itu yakni, Ahmad Hasib (52). Guru SDN Dumpil, Kecamatan Dukuhseti itu sudah mengajar sejak 2005 lalu. Setelah mengabdi 19 tahun, ia baru bisa menjadi ASN.

Alhamdulillah. Ini merupakan nikmat dan karunia Allah SWT. Ini merupakan penantian yang tidak sia-sia. Saya sudah melaksanakan tugas di SD sejak 2005 hingga hari ini baru diangkat tahun ini. Alhamdulillah bisa tercover hari ini,” ujar dia kepada Murianews.com.

Ia mengaku membutuhkan penantian yang panjang sebelum diangkat menjadi PPPK. Ia pun sempat digaji ratusan ribu selama sebulan. Sempat terbersit di benaknya untuk menyerah dengan keadaan lantaran tak kunjung diangkat menjadi PPPK.

Namun, nasib berkata lain. Usai terus berusaha dan mengabdi dengan ikhlas, Ahmad Hasib diangkat menjadi PPPK di masa tuanya.

”Sudah menanti lama. Sempat ada rasa putus asa. Alhamdulillah ini diangkat. Sebenarnya ndak ada yang sulit tesnya. Mungkin menunggu waktu yang tepat saja,” kata dia.

Nasib sama juga dialami Sudono (54). SDN Sidomulyo 2, Kecamatan Gunungwungkal ini juga mengajar sejak 2005. Formasi CPNS dan PPPK sempat ia coba. Namun gagal.

”Sudah menunggu lama. Walupun sudah tua, kita tetap bersyukur. Formasi dulu ndak ada. Adanya jauh. Kalau jauh kami ndak mampu. Pernah juga ada formasi CPNS di sekolahan saya, tapi ndak lulus. Kemarin ada PPPK tapi tak lulus,” tutur dia.

Beberapa tahun saat menjadi tenaga pendidikan honorer ia sempat digaji Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu per bulan. Selang beberapa tahun, ia baru memperoleh insentif dari sertifikasi guru. Dengan gaji yang pas-pasan, ia pun menyambi dengan menjadi petani.

”Jam kosong saya ke kebun. Ini Alhamdulillah dua anak saya sudah sarjana semua,” tandas dia.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler