Senin, 24 Maret 2025

Murianews, Pati – Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Pati menipis pada pekan ini. Hal ini dinilai imbas dari meningkatnya kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) di Bumi Mina Tani.

Humas UDD PMI Pati Safaati mengungkapkan jumlah stok darah di Unit Donor Darah PMI Pati semakin menipis. Selian karena saat puasa yang membuat jumlah pendonor menurun, meningkatnya jumlah kasus demam berdarah juga menjadi sebab stok darah menipis.

Apalagi, lanjut dia, permintaan darah di Unit Donor Darah PMI Pati mengalami peningkatan menjelang Lebaran 2024. Salah satu permintaan terbanyak adalah dari pasien DBD.

”Kebutuhan darah saat ini didominasi oleh demam berdarah. Karena kebutuhan pasien DBD itu yakni darah baru. Sedangkan untuk pendonor juga berkurang saat Ramadan ini,” ujar Safaati, Sabtu (6/4/2024).

Akibatnya, stok darah di PMI Pati pun kian menipis. Dalam setiap harinya pasien DBD membutuhkan rata rata 60 kantong darah. Saat ini stok darah di PMI Kabupaten Pati yaitu untuk golongan darah A 8 kantong, B 11 kantong, o 5 kantong dan AB 3 kantong.

”Rata-rata kebutuhan darah setiap hari 60 kantong darah. Sedangkan ketersediaannya, golongan darah A 8 kantong, B 11 kantong, o 5 kantong dan AB 3 kantong,” kata dia.

Selama bulan Ramadan, jumlah pendonor memang mengalami penurunan. Karena mayoritas masyarakat Kabupaten Pati yang beragama Islam menunaikan ibadah puasa.

Namun diharapkan masyarakat yang menjadi pendonor aktif bisa mendonorkan darahnya pada saat setelah berbuka puasa.

Sebelumnya dikabarkan, ngka kasus DBD di Kabupaten Pati melonjak menjelang Lebaran 2024. Hingga Rabu (3/4/2024) lalu, kasus suspek DBD di Bumi Mina Tani mencapai 1.298 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Pati dr Aviani Tritanti Venusia memaparkan jumlah tersebut mengalami kenaikan setiap harinya. Sehari sebelumnya angka suspek DBD di Pati mencapai 1.227 kasus.

Ia mengungkapkan kasus DBD di Kabupaten Pati didominasi anak usia dini. Yakni kelompok umur 5-14 tahun sebanyak 48 persen, usia 0-5 tahun sebanyak 12 persen. Remaja usia 15 hingga 44 tahun sebanyak 35 persen dan dari 44 tahun ke atas sebanyak 5 persen.

”Dua kasus terakhir yang meninggal di Randukuning, Kecamatan Pati Kota. Usianya 4 dan 5 tahun. Tetanggaan. Baru di fogging, terkena,” ungkap dr Aviani.

Dia menilai meningkatkan kasus DBD di Kabupaten Pati pada bulan ini lantaran cuaca di Kabupaten Pati yang tak menentu. Terkadang hujan, kemudian panas. Hal ini membuat nyamuk cepat berkembang biak.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler