Kamis, 20 November 2025

Murianews, Pati – Tradisi Lomban di Sungai Tayu, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah digelar pada Jumat (19/4/2024) besok. Kepala kerbau bakal dilarung di muara sungai yang juga bernama Sungai Silugonggo itu. 

Camat Tayu Imam Rifai mengungkapkan sebelum dilarung, kepala kerbau bakal diarak dari Balai Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sambiroto. 

Sejumlah kelompok masyarakat bakal ikut mengarak kepala kerbau mengelilingi desa. Sesampainya di TPI, kepala kerbau bakal dilarung dengan menggunakan pelapah pisang. 

”Seperti biasanya. Ada arak dari balai desa menuju ke TPI dan dilarung. Biasanya ada tujuh kelompok ada sekolahan juga. Pagi biasanya,” ujar Imam Rifai kepada Murianews.com, Kamis (18/4/2024). 

Ia mengungkapkan tradisi yang sudah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu ini dinantikan sejumlah masyarakat. Tak hanya masyarakat Tayu maupun Pati, masyarakat Rembang dan Jepara juga rela jauh-jauh untuk melihat prosesi Lomban Tayu. 

”Tradisi ini sudah terjadi sudah puluhan tahun lalu hingga hari ini. Masyarakat juga sangat antusiasme. Tidak hanya di Pati tadi luar juga,” kata dia. 

Untuk menjaga kenyamanan pengguna jalan lainnya, pihak Pemerintah dan Kepolisian mengalihkan arus lalu lintas saat prosesi lomban Tayu berlangsung. 

”Ada pengalihan arus selama kegiatan. Jalan Alun-alun Tayu ke utara untuk sementara ditutup. Bagi pengendara yang ingin ke arah Cluwak dan Jepara juga diimbau menggunakan jalan alternatif,” tandas dia. 

Sebagai informasi, tradisi ini digelar beberapa hari selepas Lebaran Idulfitri, mereka melarung sesaji dan kepala kerbau di sungai setempat. Setiap tahun, masyarakat Desa Sambiroto menyiapkan sesaji yang berisi ayam, kepala kerbau, jajan pasar dan berbagai makanan lainnya. 

Sesaji ini dilarung ke aliran sungai dengan menggunakan bambu agar tidak hanyut. Sebelum dilarung, para warga berdoa bersama meminta keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Acara karanaval dan pentas musik dangdut juga ikut menyemarakkan Lomban. 

Kegiatan ini merupakan langkah warga desa setempat untuk melestarikan budaya leluhur agar tidak punah. Selain itu, kegiatan ini merupakan cara bersyukur warga setempat atas nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. 

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler