Jumat, 11 Juli 2025

Murianews, Rembang – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Rembang menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) IV di Gedung Haji Kabupaten Rembang, Minggu (21/4/2024). KH Mukhtar Nur Halim dan Ahmad Chazim Mabrur terpilih menjadi ketua dan berhak memimpin PCNU Rembang lima tahun kedepan. 

Kiai Mukhtar yang sebelumnya Sekretaris PCNU Rembang didapuk menjadi Ketua Tanfidziyah periode 2024-2029. Sementara Kiai Chazim terpilih menjadi Rais Syuriah PCNU Rembang dengan periode yang sama.

Dalam Konfercab itu, Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ dan Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Lukman Umafagur hadir secara langsung. 

Lukman Umafagur mengatakan dalam Konfercab itu diisi pemilihan ketua tanfidziyah oleh dua kandidat yaitu KH Mukhtar Nur Halim mendapatkan enam suara dan Agus Setyohadi Purwanto mendapat tiga suara.

”KH Mukhtar Nur Halim sebagai ketua tanfidziyah masa khidmah 2024-2029. Sementara KH Ahmad Chazim Mabrur terpilih sebagai Rais Syuriyah untuk ke-3 kalinya,” kata dia. 

Sementara itu, Gus Hanies menyampaikan ada tiga hal penting yang tidak boleh diabaikan dalam program kerja pengurus baru PCNU Rembang ke depan. Yakni, generasi muda yang melimpah, pertumbuhan masyarakat urban (perkotaan) yang semakin tinggi dan digitalisasi.

”Saya kira untuk kepengurusan ke depan atau yang dibentuk pada konfercab ini, pada program kerjanya jangan pernah meninggalkan ketiga hal ini,” harap adik Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf itu. 

Ia pun menjelaskan generasi Z usia 12 - 23 tahun bisa menjadi potensi yang menjanjikan bagi PCNU Rembang ke depannya. Melalui pendidikan yang lebih modern oleh badan otonom baik IPNU/IPPNU maupun Gerakan Pemuda Ansor/Fatayat NU.

”Saat ini terjadi perubahan masyarakat kota yang cukup dinamis. Artinya, banyak masyarakat yang tinggal di perkotaan daripada di desa. Sehingga menjadi pekerjaan rumah bagi NU dalam pola dakwah dan pola pendekatan supaya digarap lebih modern dengan tidak meninggalkan tradisi-tradisi lama,” terangnya

Ia pun berpesan, warga nahdliyin jangan sampai ketinggalan informasi apalagi gagap teknologi (gaptek) di tengah pesatnya perkembangan digitalisasi di era modern ini. Sebab pengelolaan organisasi ke depan lebih banyak melibatkan teknologi digital.

”Mulai dari verifikasi dan validasi kepengurusan, akreditasi organisasi dilaksanakan serba online,” pungkas dia. 

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler