Murianews, Pati – Satpol PP Kabupaten Pati mengakui kewalahan menertibkan PKL di Alun-Alun Pati. Sebab, setiap kali ditertibkan, PKL di Alun-Alun Pati kembali lagi menduduki pusat Kota Pati itu.

Bahkan, jumlah PKL yang berdagang di Alun-Alun Pati semakin bertambah. Padahal lokasi itu telah masuk daerah zona merah PKL itu.

Kesan kumuh pun terlihat. Sebab, baik pedagang maupun pembeli di sana sering meninggalkan sampah. Mereka tidak tertib dan membuang sampah di sembarangan tempat.

”Itu pusat-pusat keramaian sehingga strategis untuk PKL berjualan. Apalagi sekarang ada yang pakai mobil dan motor. Kita datang razia mereka langsung pergi,” kata Kepala Satpol PP Pati, Sugiyono kepada Murianews.com, Senin (13/5/2024).

Pihaknya pun masih memikirkan cara efektif untuk menertibkan PKL di Alun-Alun Pati. Pihaknya pun berencana mendirikan posko di Alun-Alun Pati. Tujuannya agar zona merah itu tidak lagi dijadikan tempat berjualan.

”Kita patroli terus ini. Kita akan tempat posko di sana. Supaya bersih,” bebernya.

Di sisi lain, Sugiyono mengaku kasihan pada para PKL. Sebab, bila mereka tak berjualan di Alun-Alun Pati akan membuat dagangannya sepi pembeli.

Tempat yang disediakan untuk para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), menurutnya, belum dilirik masyarakat di Pati Bumi Mina Tani ini. Sehingga mereka pun terpaksa melanggar aturan.

”Ini imbas dari Kembangjoyo sepi yang berupaya kembali ke alun-alun. Karena di sana sepi. Tidak ada pengamannya. Gas hilang, rokok hilang,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Pemkab Pati sudah dua kali merelokasi para PKL. Kali pertama di Pusat Kuliner Pati yang berlokasi di lahan TPK Perhutani belakang GOR Pesantenan. Namun, lokasi itu dikeluhkan oleh para PKL karena dianggap tidak strategis.

Akhirnya Pemkab Pati membangun sentra PKL baru, yakni Alun-Alun Kembangjoyo. Tempat ini sempat ramai pada masa awal setelah resmi dibuka, yakni pada 2022. Namun, lokasi tersebut berangsur sepi dan banyak ditinggalkan pedagang.

Editor: Zulkifli Fahmi