
Murianews, Pati – Bantuan puso dari pemerintah pusat tahun 2023 senilai Rp 46 miliar untuk petani pati di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, belum cair hingga kini. Sekitar seribu petani Pati akhirnya menggelar demostrasi di depan Kantor BPBD Kabupaten Pati, Senin (10/6/2024).
Mereka berbondong-bondong ke Kantor BPBD Pati sekitar pukul 09.30 WIB dengan mengendarai sejumlah truk. Para petani pati langsung turun dan menggelar orasi di halaman BPBD Kabupaten Pati.
Mereka mempertanyakan kejelasan bantuan stimulan atau bantuan puso tersebut yang telah dijanjikan sejak tahun 2023 lalu. Selain itu, pada awal tahun 2024, Presiden Joko Widodo juga telah menyerahakan bantuan secara simbolis di Grobogan dan Pekalongan.
”Pada tahun 2023, kami mengalami gagal panen karena banjir. Setelah itu kami didata untuk permohonan untuk menerima bantuan. Tapi sampai saat ini, belum ada realisasinya. Padahal bantuan itu telah diserahkan secara simbolis di Pekalongan dan Grobogan oleh Presiden,” kata koordinator aksi, Marzuki kepada Murianews.com, Senin (10/6/2024).
Bantuan ini menurutnya, seharusnya dicairkan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ribuan petani Pati di sembilan kecamatan seharusnya menerima bantuan ini lantaran terdampak banjir dan mengalami puso atau gagal panen pada tahun 2023 lalu.
”Maka kami minta agar bantuan segera dicairkan. Petani dari 9 kecamatan. Di antaranya dari Pati Kota, Gabus, Jakenan, Sukolilo, Kayen, Juwana dan Dukuhseti,” ungkapnya.
Sekitar seribu petani Pati menggelar unjuk rasa di halaman BPBD Kabupaten Pati. (Murianews/Umar Hanafi)
Pihaknya meminta BPBD Pati untuk menyampaikan aspirasi para petani Pati kepada BNPB. Pihaknya tidak mau menunggu lama lagi, mengingat bantuan itu sangat dinantikan untuk modal bertani pada tahun 2024 ini.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati Martinus Budi Prasetyo menerima aksi demostrasi ini. Pihaknya berharap demostrasi ini berjalan dengan damai.
’’Ini semacam reaksi karena terlalu lama realisasi bantuan itu. Kurang lebih sudah satu tahun proses itu bantuan stimulan belum terlaksana. Harapan kita apa yang disuarakan dengan damai oleh petani itu akan terdengar sampai ke pusat. Meskipun kita pemerintah pasti tidak sengaja menunda pelaksanaan pemberian bantuan puso ini,” tuturnya.
Martinus Budi Prasetya mengatakan ada sejumlah kendala dalam penyaluran bantuan ini. Diantaranya adalah karena soal data penerima hingga masalah anggaran yang masih kurang.
”Kendala kita adalah keterbatasan anggaran. Untuk wilayah Pati anggarannya mencapai 46 miliar. Pemerintah tidak mungkin sekaligus dalam waktu yang sama Rp 46 miliar itu turun,” tandasnya.
Editor: Budi Santoso