Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – DLH Pati (Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati) membantah dugaan pencemaran Sungai Juwana oleh sejumlah pabrik. Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) pun menilai, DLH seolah-olah juru bicara atau humas pabrik.

Sebelumnya, Koordinator Jampisawan, Sunhadi menduga adanya pencemaran Sungai Juwana oleh pabrik-pabrik. Dugaan ini langsung dibantah oleh Kepala DLH Pati Tulus Budiharjo.

”Kalau limbah pabrik tidak ada (yang dibuang langsung). Kalau sudah diolah iya. Sudah melalui IPAL. Kalau langsung dibuang langsung tidak ada,” kata Tulus Budiharjo, Kamis (27/6/2024) lalu.

Juru Bicara Jampisawan, Ari Subekti menilai DLH Pati terlalu terburu-buru membantah dugaan pihaknya. Juga dugaan sejumlah masyarakat tentang pencemaran Sungai Juwana.

Menurutnya, seharusnya DLH menindaklanjuti dugaan tersebut dengan melakukan penelusuran dan penelitian. Bukan langsung membantah adanya pencemaran Sungai Juwana.

”Saya berharap pemerintah lebih bijak membuat statemen. Kesannya juru bicara perusahaan, Pak Kepala DLH ini,” ujar Ari Subekti, Sabtu (29/6/2024).

Ari mengaku penyataan Koordinator Jampisawan Sunhadi kepada wartawan merupakan sebuah dugaan. Pihaknya baru menduga terkait adanya pencemaran Sungai Juwana oleh sejumlah perusahaan yang berada di pinggir sungai.

Dugaan ini muncul lantaran Jampisawan menemukan sejumlah pipa perusahaan yang langsung menuju Sungai Juwana. Tak hanya itu, saat musim kemarau, bau busuk sering kali muncul di Sungai Juwana, terutama di sekitar pabrik.

“Saat musim kemarau, bau air Sungai Juwana di sekitar pipa tersebut berbau tidak enak. Ikan mati dan lainnya. Itu yang menjadi alasan adanya dugaan pencemaran Sungai Juwana,” ujarnya lagi.

Ari menilai bantahan DLH Pati tentang dugaan ini, terkesan tergesa-gesa. Jampisawan mengamini setiap pabrik pastinya mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Namun, seharusnya, DLH Kabupaten Pati terlebih dahulu menyelidiki dugaan pihaknya dan masyarakat ini.

”Kan belum tentu yang dibuang di sungi Juwana itu habis dikelola di IPAL. Yang menjadi pernyataan kan kapasitas IPAL berapa. Kemudian limbahnya berapa. Belum tentu yang dibuang keluar itu dikelola di IPAL,” tutur dia.

Jampisawan pun berharap DLH Pati menindaklanjuti dugaan ini. Bukan membantah sebelum adanya penelitian dan pengujian kandungan air di Sungai Juwana.

”Kalau mau ya seharusnya dites. Apalagi bau busuk bertahun-tahun tidak selesai. Sungai di Margorejo juga pencemarannya besar dan alirannya ke Sungai Juwana. Tapi belum direspon,” tandas dia.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler