Rabu, 19 November 2025

Murianews, PatiKorban keracunan massal di PT Sejin Pati bertambah. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, kini jumlah korbannya mencapai 305 orang.

Kepala Dinkes Kabupaten Pati dr Aviani Tritanti Venusia memaparkan, pada Selasa sore, data yang masuk ke Dinkes Kabupaten Pati sebanyak 286 karyawan.

Hingga Rabu (17/7/2024) pukul 08.00 WIB ini, korban dugaan keracunan makanan saat makan siang itu menjadi 305 karyawan.

”Sudah ada update lagi. Kemarin sore 286 orang. Sekarang 305 karyawan,” ujar dia kepada Murianews.com.

Ratusan karyawan itu dirawat di lima rumah sakit (RS) sejak Selasa (16/7/2024) kemarin. Yakni, RSUD RAA Soewondo Pati (51 karyawan), RS Fastabiq Pati (26) RS Keluarga Sehat Hospital (KSH) Pati (108), RS Nurus Syifa Kudus (85) dan Minta Bangsa (35).

Dari 305 karyawan itu, sebanyak 263 karyawan sudah pulang ke rumah dan menjalani rawat jalan, 40 karyawan rawat inap serta 2 karyawan masih observasi. Mereka mengeluhkan berbagai indikasi keracunan, mulai pusing, mual, muntah hingga nyeri lambung.

Aviani Tritanti Venusia menjelaskan para karyawan ini terbebas dari biaya rumah sakit. Seluruh biaya perawatan ditanggung BPJS Ketenagakerjaan.

’’Oh ya, biaya RS semua ditanggung BPJS Ketenagakerjaan,’’ ungkap dia.

Diberitakan sebelumnya, ratusan karyawan PT Sejin Pati itu diduga mengalami keracunan massal usai mengkonsumsi makanan yang disajikan saat makan siang di kantin perusahaan.

Beberapa saat usai makan siang, sejumlah karyawan mengeluhkan pusing dan mual. Beberapa di antaranya bahkan lemas. Karyawan lainnya yang tak mencicipi menu makan siang tidak mengalami hal serupa.

Pihak PT Sejin kemudian melaporkan kejadian ini kepada Dinkes Kabupaten Pati dan kepolisian setempat. Dinkes Kabupaten Pati kemudian menerjunkan tim untuk memeriksa para karyawan.

Dinkes Pati juga mengambil sampel makanan dan muntahan para karyawan. Sampel tersebut dikirimkan ke Dinkes Provinsi Jawa Tengah lantaran Dinkes Kabupaten Pati belum memiliki laboratorium untuk menguji kandungan berbahaya dalam makanan

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler